Setelah mendapat perintah sang ibu, Ahmad pun menurutinya dan menjadi makmum saat Al-Ghazali menjadi imam shalat di masjid.
Beberapa saat kemudian, Ahmad melakukan mufaraqah (berpisah dengan imam) karena melihat darah dalam diri Al-Ghazali.
Usai shalat, Al- Ghazali pun mengetahui Ahmad melakukan mufaraqah dan menanyakan alasannya.
Baca Juga: Program TisTas Langkah Maju Jawa Timur Mewujudkan Pendidikan Berkualitas
“Aku melihat kamu dipenuhi dengan darah,” jawab Ahmad
Imam Ghazali pun mengakui bahwa saat shalat, ia tidak bisa khusyuk karena pikirannya terganggu dengan masalah darah haid.
Tepatnya pada persoalan mutahayyirah, yaitu wanita yang sudah pernah mengalami haid dan suci darinya, kemudian mengalami pendarahan kembali.
“Dari mana kamu belajar ilmu ini?” tanya Al-Ghazali penasaran.
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Minuman Hangat, Ini Rahasia Cita Rasa Khas Bandrek
“Aku mempelajarinya dari syekh yang berprofesi sebagai tukang sol sepatu,” jawab Ahmad.
Tidak menunggu lama, setelah mengetahui sosok dan alamatnya, Imam Ghazali pun segera berangkat untuk menemui dan belajar kepada syekh yang dimaksud.
“Wahai tuanku, aku ingin belajar ilmu kepadamu,” ucap Al-Ghazali usai bertemu dan menyampaikan salam.
“Sepertinya kamu tidak akan sanggup untuk taat pada perintahku,” jawab syekh meragukan keseriusan Imam Ghazali.
“Insyaallah aku sanggup,” jawab Imam Ghazali meyakinkan syekh.
“Kalau begitu, sekarang coba kamu sapu lantai ini,” ujar syekh pada Al-Ghazali.
Artikel Terkait
Jajanan Tak Sehat Picu Lonjakan Kasus Penyakit Kronis Anak, Program Makan Siang Jadi Solusi
KPK Terus Dalami Dugaan Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa di Situbondo
Momen Sumpah Pemuda, Ingatkan Bahasa Indonesia Jembatan Persatuan dalam Keberagaman