• Senin, 22 Desember 2025

Kisah Imam Al-Ghazali dan Pencarian Keshalihan yang Sempurna pada Tukang Sol Sepatu

.
- Senin, 28 Oktober 2024 | 05:00 WIB
Imam Al-Ghazali menyadari bahwa shalat yang dilakukannya belum sempurna karena pikirannya masih terganggu oleh persoalan fikih.
Imam Al-Ghazali menyadari bahwa shalat yang dilakukannya belum sempurna karena pikirannya masih terganggu oleh persoalan fikih.

Kabar24.id - Kisah Imam Al-Ghazali dan tukang sol sepatu tidak hanya tentang mencari ilmu, tetapi juga tentang pencarian keshalihan yang sejati.

Imam Al-Ghazali menyadari bahwa shalat yang dilakukannya belum sempurna karena pikirannya masih terganggu oleh persoalan fikih.

Melalui pertemuan dengan tukang sol sepatu, beliau mendapatkan pencerahan tentang makna keshalihan yang lebih dalam, yaitu kesucian hati dan pikiran.

Baca Juga: GP Ansor Jatim Siap Jadi Navigator Masa Depan

Kisah ini mengajak kita untuk merenung, apakah ibadah yang kita lakukan sudah benar-benar ikhlas dan khusyuk?

NU Online menuliskan, Imam Al-Ghazali (450 - 505 H) merupakan seorang ulama terkemuka yang bergelar Hujjatul Islam, dengan pemikiran yang hingga kini masih terus dikaji dan diikuti oleh umat Islam.

Siapa sangka, di balik kapasitas keilmuannya yang luar biasa, Imam Ghazali tetap bersedia belajar dari seorang tukang sol sepatu.

Belakangan diketahui bahwa tukang sol sepatu tersebut adalah seorang ahli ma'rifat yang menyembunyikan keilmuannya di balik profesinya.

Baca Juga: 200 Ribu Kosakata Baru di KBBI, Belajar Lebih Lengkap

Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Maraqil Ubudiyah syarah Bidayatul Hidayah mengisahkan bahwa perjumpaan Imam Ghazali dengan tukang sol sepatu ini berawal dari saudaranya yang bernama Ahmad.

Dikisahkan, Imam Ghazali sering menjadi imam shalat berjamaah di sebuah masjid dekat rumahnya.

Namun, saudaranya yang bernama Ahmad tidak pernah terlihat menjadi makmum di masjid tersebut.

Suatu hari, Imam Ghazali mengadukan hal ini kepada ibunya.

“Ibu, tolong suruh saudaraku, Ahmad, untuk shalat berjamaah bersamaku supaya orang-orang tidak menuduh macam-macam,” ujar Al-Ghazali pada ibunya.

Halaman:

Editor: Ahmad Syaifuddin

Sumber: NU Online

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Inses?

Rabu, 21 Mei 2025 | 19:35 WIB

dr Aisyah Dahlan: Bahasa Kasih Sayang Hadiah

Kamis, 10 April 2025 | 05:13 WIB
X