• Senin, 22 Desember 2025

Darurat! Penganiayaan Santri Berujung Kematian Merajalela, Bagaimana Dalam Perspektif Kesehatan Dan Islam?

.
- Jumat, 10 Januari 2025 | 05:43 WIB
Ilustrasi kekerasan. (Foto: Freepik)
Ilustrasi kekerasan. (Foto: Freepik)

 

Pertama, terdapat salah pengasuhan yang terjadi di dalam keluarga, di mana orang tua memberikan kebebasan terhadap anaknya melakukan apapun tanpa ada kontrol. Orang tua sibuk dengan dunianya dan anak sibuk dengan dunianya sendiri.

 

"Kedua, kenapa bisa menjadi demikian? Itu pengaruh proses dari lingkungannya. Lingkungan terdekat adalah keluarga dan di luarnya. Keluarga dalam hal ini tidak terjalin hubungan emosional dengan anak. Kemudian anak melampiaskan ekspresi marah, sedih dengan keluar, melakukan bullying, melakukan tindakan-tindakan yang tidak disenangi orang dewasa, mencari perhatian, melampiaskan emosinya dengan cara yang akan mendapatkan perhatian," papar Riza kepada detikJatim, Rabu (28/2/2024). Kemudian terdapat pengalaman kekerasan yang anak dapatkan di perjalanan kehidupannya. Beberapa pelaku anak-anak yang melakukan tindakan kriminal memiliki riwayat seperi pernah mengalami pelecehan seksual, kekerasan di dalam keluarga, baik fisik maupun psikis.

 

Dalam teori social learning Albert Bandura, manusia mengambil informasi dan memutuskan tingkah laku yang akan diadopsi berdasarkan lingkungan dan tingkah laku orang lain yang ada di sekitarnya. Namun, teori tersebut berlaku untuk anak-anak yang masih belum bisa menyaring segala informasi yang didapatkan dari media sosial atau media massa dengan benar dan bijak.

 

"Tidak berlaku bagi orang dewasa yang sudah dibekali pengetahuan, cara berpikir, dan norma sosial yang secara otomatis akan menyaring berbagai informasi serta sudah dapat memutuskan mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan," pungkasnya kepada detikjatim, Selasa, (09/01/24).

 

Akan tetapi jika berangkat dari fakta hari ini, orang dewasa pun juga cenderung berkiblat dengan lingkungan dan tingkah laku orang lain. Lantas bagaimana sebenarnya islam memandang hal ini?

 

Bagaimana Dalam Perspektif Islam?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “santri” setidaknya mengandung dua makna. Makna pertama, santri adalah orang yang mendalami agama Islam. Makna kedua, santri adalah orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang yang saleh.

 

Santri selalu dinisbahkan pada orang yang mendalami ilmu agama (Islam) di pondok pesantren, tempat menuntut ilmu dan tsaqafah Islam yang melekat dalam kitab-kitab yang dikajinya. Sepanjang sejarah, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang bertujuan mencetak kader ulama fakih fiddin, pewaris Nabi, memiliki akhlak dan kepribadian Islam yang khas, memahami Islam secara gamblang dan menyeluruh, menyebarluaskan Islam dengan dakwah, mencerdaskan masyarakat dengan akidah Islam yang sahih, dan membentuk ilmuwan yang unggul dalam sains dan teknologi.

 

Halaman:

Editor: Anton Chanif M

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Opini: Potensi Besar Gen Z Memimpin Perubahan Sistemik

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:04 WIB
X