Kabar24.id - Hari Raya Idul Fitri, yang dikenal sebagai momen kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, dirayakan dengan meriah di seluruh Indonesia. Setiap daerah memiliki cara khas dalam menyambut hari suci ini, mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi yang beragam.
Salah satu tradisi yang paling menarik dan khas adalah Meriam Karbit di Pontianak, Kalimantan Barat. Tradisi ini bukan sekadar hiburan atau ajang perayaan semata, tetapi juga memiliki nilai sejarah, budaya, dan kebersamaan yang sangat erat dengan masyarakat Pontianak.
Tradisi Meriam Karbit sudah ada sejak zaman Kesultanan Pontianak yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada akhir abad ke-18.
Pada masa itu, meriam digunakan sebagai alat pertahanan untuk mengusir bajak laut dan menjaga keamanan wilayah Kesultanan. Seiring berjalannya waktu, penggunaan meriam ini berkembang menjadi tradisi yang digelar khusus untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Menurut sejarah, suara dentuman meriam pada saat itu juga digunakan untuk memberi tanda masuknya waktu berbuka puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi ini kemudian diwariskan secara turun-temurun hingga menjadi bagian dari budaya khas Pontianak yang terus lestari hingga saat ini.
Meriam yang digunakan dalam tradisi ini bukanlah meriam biasa. Meriam Karbit dibuat dari batang kayu besar, terutama kayu ulin yang terkenal kuat dan tahan lama.
Panjangnya bisa mencapai 6 hingga 7 meter dengan diameter sekitar 50 cm. Setelah dibuat, meriam ditempatkan di sepanjang tepian Sungai Kapuas, salah satu sungai terpanjang di Indonesia yang membelah Kota Pontianak.
Bahan bakar utama yang digunakan dalam meriam ini adalah karbit, sejenis senyawa kalsium karbida yang ketika dicampur dengan air akan menghasilkan gas asetilena.
Baca Juga: Anak-anak Presiden RI pun Kumpul, Puan Maharani Tanggapi Begini..
Gas ini kemudian dinyalakan dengan api, menghasilkan ledakan keras yang menggema di seluruh kota. Suara dentuman dari meriam-meriam ini menjadi ciri khas yang selalu dinantikan saat menjelang malam takbiran.
Lebih dari sekadar pertunjukan suara dentuman yang menggelegar, tradisi Meriam Karbit memiliki makna mendalam bagi masyarakat Pontianak. Beberapa filosofi yang terkandung dalam tradisi ini antara lain:
Artikel Terkait
Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 1) : Meugang di Aceh
Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 2) : Grebeg Syawal di Yogyakarta
Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 3) : Ngejot di Bali
Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 4) : Perang Topat di Lombok
Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 5) : Ngadongkapkeun di Banten
Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 6) : Ronjok Sayak di Bengkulu
Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 7) : Pukul Sapu di Maluku