• Senin, 22 Desember 2025

Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 3) : Ngejot di Bali

.
- Sabtu, 22 Maret 2025 | 04:00 WIB

Kabar24.id - Pulau Bali dikenal sebagai daerah yang kaya akan tradisi dan budaya. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga saat ini adalah Ngejot, sebuah kebiasaan unik yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali dalam momen-momen spesial, termasuk saat perayaan Hari Raya Galungan, Kuningan, dan Hari Raya Nyepi.

Tradisi ini juga menjadi salah satu bentuk nyata dari keharmonisan antarumat beragama di Bali, terutama saat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri bagi umat Muslim.

Dalam bahasa Bali, "Ngejot" berasal dari kata "jot", yang berarti memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai tanda syukur dan berbagi kebahagiaan.

Baca Juga: Doa Zakat Fitrah untuk Anak dan Istri di Bulan Ramadhan 2025, Simak Penjelasannya

Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai luhur seperti toleransi, gotong royong, serta hubungan sosial yang erat di antara warga masyarakat.

Masyarakat Hindu Bali akan memasak berbagai hidangan khas, seperti lawar, sate lilit, dan nasi campur, kemudian mengantarkannya ke rumah tetangga, teman, atau kerabat, termasuk kepada mereka yang berbeda keyakinan.

Sebagai balasan, ketika umat Muslim merayakan Idul Fitri, mereka juga sering memberikan bingkisan makanan kepada umat Hindu di sekitar mereka. Inilah yang membuat tradisi Ngejot menjadi simbol kebersamaan dan harmoni sosial yang terus terjaga di Bali.

Baca Juga: ASUS ROG Phone 9 Series Hadir di Indonesia dengan Spesifikasi Gaming Terdepan

Pelaksanaan Ngejot biasanya dimulai dengan persiapan berbagai jenis makanan tradisional yang memiliki makna filosofis tersendiri. Makanan yang disajikan tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga mengandung doa dan harapan baik bagi penerimanya.

Beberapa hari sebelum perayaan, masyarakat Hindu Bali akan mulai mempersiapkan hidangan khas, seperti:

  1. Lawar, campuran sayur dan daging dengan bumbu khas Bali yang melambangkan keseimbangan hidup.
  2. Sate Lilit, yang melambangkan persatuan karena dagingnya dililitkan pada batang serai atau bambu.
  3. Ayam atau babi (untuk acara hari besar Hindu) betutu, hidangan khas yang dimasak dengan bumbu meresap sebagai simbol kesabaran dan ketekunan.

Setelah makanan siap, masyarakat akan mulai membagikannya kepada tetangga, teman, dan saudara. Kegiatan ini tidak mengenal batasan agama maupun status sosial.

Baca Juga: Komdigi Luncurkan Mudikpedia 2025 dengan Fitur Lebih Lengkap untuk Pemudik

Pemberian makanan dilakukan dengan penuh ketulusan dan diiringi dengan senyum serta doa agar hubungan sosial semakin erat.

Uniknya, saat umat Muslim merayakan Idul Fitri, mereka juga membalas dengan berbagi makanan kepada umat Hindu. Biasanya, mereka akan memberikan ketupat, opor ayam, atau kue-kue khas Lebaran sebagai tanda saling menghormati.

Halaman:

Editor: Nurul Sakinah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Opini: Potensi Besar Gen Z Memimpin Perubahan Sistemik

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:04 WIB
X