Kabar24.id - Kondisi memprihatinkan masih dialami ratusan warga Desa Simataniari di Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan, lebih dari sepekan setelah banjir bandang melanda wilayah tersebut.
Warga mengaku belum menerima bantuan layak dan sebagian dari mereka bertahan hidup hanya dengan ubi dan jagung sebagai makanan harian.
Baca Juga: Indihome Telkom Diduga Blokir Situs Berita Kabar24.id di Jam Tertentu, Pelanggan Protes Keras
Kepala Desa Simataniari Hasian Harahap menyampaikan bahwa bantuan logistik yang masuk ke wilayahnya masih sangat terbatas.
Ia menjelaskan bantuan baru datang dari PLTA Batang Toru sebanyak 500 kilogram beras dan tambahan 250 kilogram dari kelompok masyarakat di Kota Pinang.
Baca Juga: Panda Pertama Lahir di Indonesia Setelah 10 Tahun, Jadi Sorotan di Pertemuan Prabowo–MPR China
Hasian mengatakan hingga kini belum ada lagi bantuan lain yang masuk ke desa mereka.
Ia menuturkan kondisi ini membuat kebutuhan pangan warga cepat menipis sejak bencana terjadi.
Baca Juga: Legislator PKB Desak Menkeu Tinjau Pemotongan TKD, Soroti Ketidakadilan bagi Kaltim
Banjir besar yang melanda pada 24 November 2025 merendam dua dusun yaitu Dusun Sibara-bara dan Dusun Setia Baru.
Sekitar 187 kepala keluarga atau lebih dari 700 jiwa terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman karena permukiman mereka terendam air bah.
Hasian menyebutkan bahwa tidak banyak pihak yang datang langsung melihat keadaan warga terdampak.
Ia mengatakan minimnya perhatian membuat sebagian warga terpaksa makan campuran ubi dan jagung untuk bertahan hidup.
Situasi semakin sulit karena akses jalan menuju dua dusun terdampak masih tertutup lumpur setinggi hingga 60 sentimeter.
Artikel Terkait
Siklon Bisa Terulang, DPR Ungkap Fakta Baru soal Kerusakan Hulu Penyebab Banjir Sumatera
Viral Dugaan Pungli WiFi Starlink di Banjir Sumut, Per Jam Diminta Rp20 ribu
Cak Imin Sebut “Kiamat Sudah Terjadi” Akibat Kelalaian Kolektif Soal Banjir Sumatera