Di sisi lain, tantangan utama yang dihadapi masyarakat adalah keterbatasan alat tangkap, kurangnya pelatihan teknis, dan distribusi hasil panen yang belum terorganisasi.
Mahasiswa berperan sebagai pendamping warga dalam pelatihan, praktik pengolahan, hingga desain merek dan promosi produk kepiting asap.
Baca Juga: Polisi Ungkap Pabrik Beras Oplosan di Sidoarjo Produksi 14 Ton Sehari
Kolaborasi ini juga diperkuat oleh program TEKAD yang turut memberikan pelatihan manajerial serta dukungan alat produksi.
Program ini diharapkan mendorong pola pikir kewirausahaan masyarakat dengan memanfaatkan kekayaan laut yang tersedia.
Baca Juga: UKT Universitas Jember 2025, Ini Rincian Biaya Lengkap Tiap Program Studi Tahun Akademik 2025/2026
Frenix menyebut harapannya agar produk kepiting asap Warimak bisa masuk ke pasar wisata dan toko oleh-oleh.
Peluang pemasaran secara digital juga mulai dikenalkan kepada warga melalui pelatihan promosi daring.
Baca Juga: UKT Universitas Jember 2025, Ini Rincian Biaya Lengkap Tiap Program Studi Tahun Akademik 2025/2026
Tim KKN UNEJ menekankan bahwa keberlanjutan program menjadi prioritas agar hasil pengabdian dapat dimiliki oleh warga.
Universitas Jember berharap pendekatan ini bisa menjadi model pengembangan ekonomi lokal di daerah terpencil.
Baca Juga: UKT Universitas Jember 2025, Ini Rincian Biaya Lengkap Tiap Program Studi Tahun Akademik 2025/2026
Inisiatif ini juga menjadi bentuk nyata pengabdian perguruan tinggi dalam memperkuat kemandirian masyarakat pesisir.
Dengan dukungan lintas program dan kolaborasi aktif, pengolahan kepiting asap bisa menjadi motor ekonomi baru bagi warga Warimak. ***
Artikel Terkait
Guru Honorer Menangis di Rapat DPR, Keluhkan Gaji Rp540 Ribu dan Harap Bisa Diangkat Jadi PPPK
Viral!! SD di Kudus Hanya Dapat Satu Siswa Baru 2025/2026, Guru Sebut Tiga Tahun Terakhir Terus Menurun
Mahasiswa UNEJ Raih Juara 3 Nasional Berkat Inovasi GonHalal