Dalam Islam Rosulullah melarang menebang pohon tanpa ada kepentingan, karena hal itu bisa merusak alam.
Bahkan Rosulullah ketika berperang juga melarang merusak pohon-pohon dan memilih berperang di tanah lapang.
Sampai sebegitunya Islam menjaga agar pohon-pohon tidak rusak.
Hutan merupakan penyeimbang, begitu pula gunung yang menjaga keseimbangan bumi agar tidak sering goncang.
Dalam Islam gunung sebagai pasak bumi. Jika gunungnya gundul akan sering terjadi bencana, bumi juga akan sering goncang.
Jika alam dimanfaatkan hanya karena kepentingan segelintir orang yakni untuk bisnis, mereka tidak akan berpikir dampak jangka panjang yang akan terjadi jika hutan dialihfungsikan atau ditebang secara serakah.
Bagi para pebisnis atau kapotalis hanya menginginkan untuk yang sebesar-besarnya.
Mereka tidak mau berpikir bagaimana nasib orang lain karean kerusakan yang ditimbulkan?
Sebenarnya Allah telah memberi peringatan kepada kita melalui Al Qur’an yang berbunyi sebagai berikut :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ
بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Begitulah cuplikan ayat Ar Rum 41 yang menceritakan tentang terjadinya kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia.
Dan Allah pun menunjukan sebagian dari hasil ulah tangan mereka, agar manusia berpikir untuk kembali ke jalan Allah yakni aturan Islam.
Akan tetapi manusia saat ini kebanyakan tertutupi oleh beribu kepentinganya sendiri, tidak mengingat tugas mulia mereka sebagai Khalifah fil ard (pemimpin di muka bumi).
Lalu jika sudah rusak seperti ini tanggung jawab siapa?
Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang mereka pimpin.
Artikel Terkait
Indihome Telkom Diduga Blokir Situs Berita Kabar24.id di Jam Tertentu, Pelanggan Protes Keras
Sepekan Pasca Bencana, Warga Simataniari Tapsel Mengaku Belum Terima Bantuan Layak
Data Terkini Korban Bencana Sumatera: 836 Meninggal, 518 Hilang