Kabar24.id - Hari Raya Idul Fitri, yang dikenal sebagai momen kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, dirayakan dengan meriah di seluruh Indonesia. Setiap daerah memiliki cara khas dalam menyambut hari suci ini, mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi yang beragam.
Banten, sebagai salah satu daerah dengan budaya Islam yang kental, memiliki beragam tradisi dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini adalah Ngadongkapkeun.
Tradisi ini menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Banten sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta wujud syukur atas datangnya hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Baca Juga: Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 2) : Grebeg Syawal di Yogyakarta
Secara etimologi, kata Ngadongkapkeun berasal dari bahasa Sunda Banten yang berarti “menghantarkan” atau “menyampaikan”. Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun sejak masa Kesultanan Banten, yang merupakan pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa.
Pada masa itu, para sultan dan tokoh agama mengajarkan pentingnya menjaga silaturahmi dan menghormati leluhur, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini tetap dijaga oleh masyarakat Banten sebagai bagian dari warisan budaya Islam yang kaya akan nilai spiritual.
Baca Juga: Rayakan Idul Fitri dengan Tradisi Unik Nusantara (Bagian 1) : Meugang di Aceh
Ngadongkapkeun dilakukan dengan penuh khidmat sebagai bentuk doa dan penghormatan kepada para leluhur yang telah tiada, sekaligus menjadi simbol permohonan berkah di hari yang suci.
Ngadongkapkeun dilakukan beberapa hari sebelum atau sesudah Hari Raya Idul Fitri. Berikut adalah tahapan utama dalam pelaksanaan tradisi ini:
-
Ziarah Kubur
Masyarakat berbondong-bondong mengunjungi makam leluhur mereka. Ziarah kubur dilakukan dengan membawa bunga, air doa, dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Dalam momen ini, keluarga berkumpul untuk mendoakan arwah leluhur agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. -
Penghantaran Sajen (Hantaran)
Salah satu ciri khas Ngadongkapkeun adalah membawa berbagai jenis sajian, seperti nasi tumpeng, ketan, dan aneka jajanan tradisional. Hantaran ini diberikan kepada tetua adat, tokoh agama, atau disedekahkan kepada masyarakat sekitar sebagai simbol berbagi keberkahan. -
Silaturahmi dan Sungkeman
Setelah ziarah dan penghantaran sajen, prosesi dilanjutkan dengan tradisi sungkeman kepada orang tua dan tokoh masyarakat. Momen ini menjadi kesempatan bagi anggota keluarga untuk saling memaafkan dan mempererat hubungan kekeluargaan. -
Pembacaan Doa dan Pengajian
Acara ditutup dengan doa bersama dan pengajian yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Doa ini bertujuan untuk memohon kelancaran dan keberkahan dalam kehidupan serta memperkuat iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.