Selain efek relaksasi, nilai kognitif merajut juga sangat tinggi. Pascual-Leone menjelaskan bahwa proses belajar teknik baru membantu membentuk koneksi saraf baru.
“Jika Anda belum pernah mencoba, maka merajut sangat ideal untuk menjaga plastisitas otak,” katanya.
Kegiatan ini juga berdampak besar pada lansia. Lakelyn Eichenberger, gerontolog dari Home Instead, mengingatkan bahwa penurunan otak bisa mulai jauh sebelum terlihat gejala. Ia menyarankan stimulasi mental aktif lewat kegiatan kerajinan.
“Merajut membantu otak tetap tajam dengan risiko rendah,” ujarnya.
Baca Juga: Mau Emas Gratis? Ikuti Pegadaian Media Awards 2025, Terbuka untuk Semua Kalangan!
Selain itu, kegiatan seperti merajut bisa menjadi ajang berkumpul dan berinteraksi sosial, yang penting untuk kesejahteraan emosional.
Bergabung dalam kelas atau komunitas dapat membantu mengatasi perasaan sepi dan menumbuhkan rasa kebersamaan.
Pascual-Leone menyatakan bahwa aplikasi otak digital tidak dapat menggantikan sensasi dari aktivitas nyata. Ia menambahkan, “Aktivitas langsung menghasilkan pengalaman sosial dan emosional yang lebih dalam.”
Baca Juga: BYD M6, Solusi Transportasi Pintar untuk Keluarga: Nyaman, Aman, dan Ramah Lingkungan
Meta-analisis dari BMC Public Health mengungkap bahwa kegiatan kerajinan tangan seperti merajut memberikan manfaat psikologis dan bahkan membantu pasien Parkinson mempertahankan ketangkasan dan semangat hidup.
Dengan begitu banyak manfaat yang dibuktikan secara ilmiah, tidak mengherankan jika merajut kini kembali populer. Aktivitas sederhana ini mampu memberikan dampak besar bagi fisik, mental, dan sosial.
Eichenberger menegaskan, “Kesehatan emosional dan mental harus jadi prioritas, dan hobi seperti ini adalah bagian penting dari perawatan diri.”**
Artikel Terkait
Mau Emas Gratis? Ikuti Pegadaian Media Awards 2025, Terbuka untuk Semua Kalangan!
Kanada Akan Akui Kedaulatan Palestina di Sidang Umum PBB
KPK: Amnesti Hasto Tidak Ganggu Pemberantasan Korupsi
Duh, Viral Istri Grebek Suami Diduga Polisi Bersama Selingkuhan di Indekos, Terekam Dugaan Kekerasan