Kehadiran tempat ini diharapkan menjadi motor penggerak pelestarian makanan lokal yang autentik. Lebih dari itu, ini adalah bentuk perlawanan terhadap hilangnya warisan budaya di era makanan instan dan modernisasi tanpa arah.
Melalui pendekatan budaya, edukasi, dan rasa, kuliner Peranakan kembali hidup di hati masyarakat. Bukan sebagai masa lalu yang dilupakan, tapi sebagai warisan yang dibanggakan.**
Artikel Terkait
Kemenkeu Ungkap Rencana Tunjangan Guru ASN Daerah Tahun 2025 Mencapai Rp66,92 Triliun, Begini Rincian Penyalurannya
Momen Prabowo Lepas Baju saat Pidato di Hari Buruh 1 Mei 2025, Ajak Selamatkan Kekayaan Rakyat
Strategi Lima Tahun Banyuwangi: Bupati Ipuk Usung Visi Bebas Kemiskinan dan Pertumbuhan Inklusif
Sejumlah Seniman dan Pegiat Budaya Surati Bupati Ipuk Fiestiandani, Minta Penjelasan Soal Penutupan Paksa Minimarket Milik Warga di Banyuwangi