Kabar24.id - Raksasa otomotif asal China, BYD, kembali mengguncang industri kendaraan listrik dengan memperkenalkan inovasi terbaru dalam teknologi pengisian daya.
Terobosan ini diklaim mampu mengisi daya mobil listrik secepat kendaraan berbahan bakar bensin mengisi bahan bakar, menjadikannya sebuah lompatan besar dalam perkembangan kendaraan listrik global, terutama di pasar domestik China.
Pendiri sekaligus CEO BYD, Wang Chuanfu, mengungkapkan bahwa teknologi yang mereka namakan "super e-platform" mampu mencapai kecepatan pengisian daya puncak hingga 1.000 kilowatt (kW).
Baca Juga: Penguatan Sinergi Kemenkop dan Kadin dalam Mewujudkan 70 Ribu Koperasi Desa Merah Putih
Dengan sistem canggih ini, kendaraan listrik yang menggunakannya dapat menempuh jarak hingga 400 km hanya dengan pengisian daya selama lima menit.
"Untuk benar-benar mengatasi kekhawatiran pengguna terhadap waktu pengisian daya, kami telah menetapkan target agar durasi pengisian daya mobil listrik tidak jauh berbeda dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bahan bakar pada kendaraan konvensional," ujar Wang dalam sebuah pernyataan resmi, Selasa (18/3).
Keunggulan teknologi pengisian daya ultra-cepat BYD ini membuatnya unggul signifikan dibandingkan Tesla Supercharger, yang hanya mampu mencapai kecepatan hingga 500 kW.
Baca Juga: Promedia Salurkan 300 Paket Sembako ke Warga Kota Bandung, Berbagi Kebahagiaan di Ramadhan 2025
Dengan kapasitas dua kali lipat lebih besar, BYD berambisi mengubah paradigma pengisian daya kendaraan listrik yang selama ini menjadi tantangan utama dalam adopsi mobil listrik secara massal.
Sebagai bagian dari strategi besarnya, BYD juga berencana untuk membangun jaringan stasiun pengisian daya ultra-cepat di seluruh wilayah China. Namun, perusahaan belum merinci jadwal implementasi serta besaran investasi yang akan dikucurkan untuk mewujudkan proyek ambisius ini.
Model pertama yang akan dibekali dengan teknologi revolusioner ini adalah sedan listrik Han L dan SUV Tang L. Kedua model tersebut akan dipasarkan dengan harga mulai dari CN¥270.000 (sekitar US$37.328,91), menargetkan segmen menengah ke atas yang menginginkan efisiensi lebih baik dalam mobilitas sehari-hari.
Baca Juga: Benarkah STNK Mati 2 Tahun, Kendaraan Akan Disita? Ini Penjalasannya
Hingga saat ini, BYD lebih banyak mengandalkan infrastruktur pengisian daya dari pihak ketiga atau milik perusahaan lain.
Artikel Terkait
Benarkah STNK Mati 2 Tahun, Kendaraan Akan Disita? Ini Penjalasannya
Promedia Salurkan 300 Paket Sembako ke Warga Kota Bandung, Berbagi Kebahagiaan di Ramadhan 2025
CASN 2024 Bisa Diangkat pada April 2025, Tapi Ada Syaratnya!!
Penguatan Sinergi Kemenkop dan Kadin dalam Mewujudkan 70 Ribu Koperasi Desa Merah Putih