• Senin, 22 Desember 2025

Berubah Lagi, Mendikdasmen Rencanakan Ganti Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Deep Learning

.
- Jumat, 8 November 2024 | 11:10 WIB
Abdul Mu'ti
Abdul Mu'ti

 



Kabar24.id -- Persepsi masyarakat soal ganti menteri ganti kurikulum bukanlah mitos, hal ini terbukti ketika saat ini Mendikdasmen merencanakan perubahn kurikulum. Pergantian kurikulum itu digaungkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti.

 

Ia memberi tahu bahwa Kurikulum Merdeka akan digantikan, wacana tentang perubahan kurikulum di Indonesia menjadi semakin hangat. Kurikulum Deeplearning, yang baru diluncurkan, berfokus pada keterlibatan aktif dan pendekatan yang lebih mendalam untuk meningkatkan pemahaman siswa.


Dalam paparannya, Abdul Mu'ti mengatakan bahwa kurikulum deep learning terdiri dari tiga pilar utama: mindfull learning, meaningfull learning, dan joyfull learning. Tujuan dari ketiga pilar ini adalah untuk membuat siswa belajar dalam lingkungan yang lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan.

 

Baca Juga: Menteri Pendidikan Dasar Tegaskan Matematika Untuk Anak TK, Begini Contoh Soal hingga Gambaran Sederhana Versi Warganet

“Pendekatannya adalah mengurangi volume materi namun dengan eksplorasi mendalam,” kata Abdul Mu'ti dalam pidato resmi baru-baru ini. Dia juga menyatakan bahwa Kurikulum Deeplearning merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan.



Apa yang dimaksud dengan kurikulum deep learning?


Kurikulum Deeplearning, pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam, dimaksudkan untuk menggantikan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini, yang menekankan pemikiran kritis dan eksplorasi, dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi, kata Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.



“Pendekatannya adalah mengurangi volume materi namun dengan eksplorasi mendalam,” tegas Abdul Mu'ti. Kurikulum Deeplearning menggabungkan tiga komponen utama untuk menciptakan suasana belajar yang tidak hanya mengedepankan pengetahuan tetapi juga pengalaman bermakna bagi siswa.


Mindfull Learning: Menghargai Keunikan dan Keterlibatan Siswa: Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi masing-masing individu. Pendekatan ini diharapkan memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara langsung dalam proses belajar melalui diskusi, eksperimen, dan eksplorasi materi yang diajarkan.



Misalnya, guru diharapkan untuk membantu siswa memahami peran materi sains dalam dunia nyata selain hanya memberikan teori. Sebagai contoh, eksperimen laboratorium dapat digunakan untuk mempelajari peran air dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan siswa dapat mengaitkan pembelajaran di kelas dengan kehidupan sehari-hari.



Memaknai Pembelajaran: Pentingnya Pembelajaran yang Relevan Siswa diajak untuk memahami mengapa mereka belajar apa yang mereka pelajari. Abdul Mu'ti menekankan bahwa siswa harus memahami alasan suatu materi penting dan manfaatnya di dunia nyata.



Metode ini menempatkan pendidik sebagai fasilitator yang membantu siswa mengaitkan pelajaran dengan aplikasi dunia nyata. Sebagai contoh, guru matematika dapat menjelaskan bagaimana konsep tertentu akan bermanfaat dalam pengelolaan keuangan atau bahkan logistik. Siswa diharapkan lebih termotivasi dan antusias untuk belajar setelah memahami hal ini.



Joyfull Learning: Menciptakan Pembelajaran yang Bermakna dan Menyenangkan Joyfull Learning bukan sekadar pembelajaran yang menyenangkan; itu adalah metode yang mengutamakan kepuasan peserta didik setelah mendapatkan pemahaman yang mendalam. Abdul Mu'ti menyatakan bahwa tujuan dari Joyfull Learning adalah agar siswa memiliki pengalaman belajar yang bermanfaat sehingga mereka tidak hanya merasa senang tetapi juga benar-benar memahami apa yang mereka pelajari.


Sebagai contoh, guru sejarah dapat mendorong siswa untuk lebih aktif terlibat dalam pelajaran dengan mengadakan simulasi atau diskusi. Dengan cara ini, siswa tidak hanya akan belajar sejarah secara hafalan tetapi juga akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konteks masa lalu. Joyful Learning diharapkan dapat membuat siswa lebih tertarik untuk belajar apa pun.


Persiapan dan Tujuan Peluncuran Kurikulum Deeplearning Direncanakan untuk dimulai pada tahun 2025, tetapi Abdul Mu'ti mengatakan bahwa persiapan yang matang diperlukan, terutama untuk menyediakan infrastruktur yang memadai dan pelatihan guru. Selama transisi menuju kurikulum baru ini, guru akan dilatih secara menyeluruh untuk mengadopsi pendekatan pengajaran yang lebih berfokus pada siswa.



Perubahan perspektif guru juga penting untuk keberhasilan kurikulum Deeplearning. Untuk memenuhi kebutuhan siswa, guru harus lebih fleksibel. Keberhasilan kurikulum ini sangat bergantung pada kesediaan guru untuk mengubah pendekatan yang lebih mengutamakan keterlibatan aktif siswa, menurut Abdul Mu'ti. (*)

Editor: Anton Chanif M

Sumber: Berbagai Sumber

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

UNEJ Siapkan Fasilitas Khusus Bagi Mahasiswa Difabel

Jumat, 22 Agustus 2025 | 09:29 WIB
X