Kabar24.id - Polisi mengungkap fakta baru dalam penyidikan kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta yang terjadi pada Jumat 7 November 2025. Bom rakitan yang digunakan anak berkonflik dengan hukum atau ABH diduga dibeli melalui platform online.
Insiden ledakan itu menyebabkan 96 orang menjadi korban dan memicu perhatian publik secara luas. Penyidikan kini berfokus pada asal bahan peledak dan akses daring yang digunakan pelaku.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Beberkan Syarat RI Tumbuh 8 Persen dan Jadi Negara Maju
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto menyebut pembelian dilakukan secara online. Ia menegaskan bahwa paket diterima langsung oleh orang tua ABH.
Menurut Budi, keluarga tidak tahu isi paket yang dikirim ke rumah. ABH memberikan alasan bahwa barang tersebut digunakan untuk kegiatan sekolah.
Baca Juga: Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan Dimulai Akhir 2025, Ini Syarat Lengkapnya
"Orang tuanya yang menerima paket. Karena alasan untuk kegiatan ekstrakurikuler sekolah, keluarga tidak curiga," kata Budi dalam pernyataannya pada Jumat 21 November 2025.
Budi juga menyebut polisi telah memeriksa orang tua dan kakak ABH untuk mengetahui perilaku dan aktivitas pelaku sebelum kejadian. Pemeriksaan meliputi kebiasaan penggunaan perangkat elektronik hingga perubahan sikap.
"Secara umum tidak ada perubahan perilaku yang mencurigakan di rumah," ujarnya. Keluarga disebut sangat terkejut ketika mengetahui keterlibatan ABH dalam insiden itu.
Budi menambahkan bahwa pemeriksaan terhadap ABH belum bisa dilakukan karena kondisi fisik dan mental pelaku belum stabil. ABH masih dalam pemulihan setelah mengalami cedera akibat ledakan.
Menurut keterangan dokter, ABH baru lepas selang makan dua hari sebelum pernyataan terakhir polisi. Kondisi pelaku masih mengalami pusing, mual dan kesadaran belum sepenuhnya pulih.
"Dia masih bengong dan belum bisa konsentrasi saat berbicara," kata Budi. Penyidik menunggu rekomendasi medis sebelum memulai pemeriksaan resmi.
Polisi juga memastikan koordinasi dengan tenaga medis dilakukan untuk menilai kesiapan ABH memberikan keterangan. Pemeriksaan dijadwalkan pada pekan ini, namun belum memiliki tanggal pasti.
Artikel Terkait
RS Yarsi Tangani 15 Korban Ledakan Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta, 13 Alami Gangguan Pendengaran
Polisi Ungkap Motif Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Merasa Kesepian dan Tak Punya Tempat Berkeluh Kesah
Polisi Pastikan Proses Hukum Kasus Ledakan SMAN 72 Sesuai UU Perlindungan Anak
Orang Tua Korban Ledakan SMAN 72 Pertanyakan Kepastian Tanggungan Biaya Pengobatan dari Pemerintah