Kabar24.id - Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyoroti pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang siap menanggung tanggung jawab atas polemik utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
Mahfud mengapresiasi sikap tersebut, namun menegaskan perlunya pembongkaran ulang terhadap mekanisme pengadaan proyek yang dinilai bermasalah sejak awal.
Baca Juga: Polisi Pastikan Dua Kerangka di Kwitang Adalah Pengunjuk Rasa yang Hilang Saat Demo Agustus
“Hari ini Pak Prabowo berpidato tadi, sudahlah Whoosh itu urusan kecil, saya yang nanggung,” ujar Mahfud MD dalam kanal YouTube Rhenald Kasali yang tayang pada Kamis, 6 November 2025.
Ia menambahkan bahwa di balik tanggung jawab yang diambil pemerintah, publik berhak mengetahui proses pengadaan proyek tersebut.
Baca Juga: Dokter Tifa Sebut Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi Sebagai Jalan Berliku Ungkap Kebenaran
“Tetapi jangan lupa juga dibongkar mekanisme pengadaannya, proses pengadaannya,” lanjut Mahfud.
Mahfud menilai proyek kereta cepat Whoosh sejak awal tidak transparan dan berpotensi mengandung unsur korupsi.
Baca Juga: Polisi Pastikan Belum Ada Korban Meninggal dalam Ledakan di Masjid SMAN 72 Kelapa Gading
Salah satu titik yang disoroti adalah keputusan pemindahan mitra proyek dari Jepang ke Tiongkok yang dinilai tidak memiliki dasar penjelasan yang jelas.
“Ini jelas sudah ada korupsinya ketika memindahkan dari Jepang ke ke Cina tanpa penjelasan, itu korupsi,” tegasnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga menyebut bahwa peralihan mitra membuat beban utang negara meningkat tajam.
“Kalau dengan Jepang berlanjut, itu satu tahun bunga atau utang yang harus dibayar hanya sekitar 73 sampai 75 miliar. Kalau ini (dengan Cina) bisa sampai 2 triliun,” ungkap Mahfud.
Ia pun mengingatkan bahwa proyek infrastruktur berskala besar harus dijalankan dengan asas akuntabilitas dan transparansi penuh.
Artikel Terkait
Pemred INIKEBUMEN Inisiasi Pertemuan DIKPI dan Promedia, Bahas Gagasan Kepolisian
Dokter Tifa Sebut Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi Sebagai Jalan Berliku Ungkap Kebenaran
Polisi Pastikan Dua Kerangka di Kwitang Adalah Pengunjuk Rasa yang Hilang Saat Demo Agustus