Ia juga menegaskan bahwa prosedur dapur MBG harus dijalankan sesuai standar modern.
“Semua alat harus dicuci pakai peralatan modern agar higienis,” tambah Prabowo.
Di parlemen, muncul wacana baru terkait masa depan MBG.
Ketua Banggar DPR, Said Abdullah mengusulkan agar dapur MBG ditempatkan di sekolah.
Menurutnya, langkah itu bisa mengurangi beban berat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Kalau kantin sekolah dijadikan dapur lokal, distribusi jadi lebih ringkas,” kata Said.
Ia menilai kapasitas dapur sebaiknya hanya melayani satu sekolah, bukan ribuan porsi lintas daerah.
Di sisi lain, Kepala BGN Dadan Hindayana menyoroti masalah teknis di lapangan.
Ia menyebut kasus KBB dipicu karena masakan dibuat terlalu awal dan menunggu terlalu lama.
“Harus mulai masak di atas jam setengah dua agar tidak lewat 4 jam sebelum delivery,” jelas Dadan.
Ia juga menyoroti pergantian pemasok bahan baku mendadak yang memicu turunnya kualitas makanan.
Menurutnya, aturan baru dibuat agar pergantian pemasok dilakukan secara bertahap.
Dengan evaluasi ini, publik berharap MBG bisa lebih aman bagi jutaan penerima manfaat di Indonesia. ***
Artikel Terkait
Ribuan Siswa Keracunan MBG Jadi Sorotan, Prabowo Panggil Kepala BGN
BGN Buka Kanal Aduan MBG, Layani Aduan Lewat Dua Nomor
Ketua Banggar DPR Nilai SPPG Kewalahan, Usulkan Dapur MBG di Sekolah
Dari 9.000 Dapur MBG, Hanya 34 yang Punya Sertifikat Higienis, DPR Desak Evaluasi