Analisis Ember dikutip pada Kamis, 25 September 2025.
Metana adalah gas rumah kaca dengan dampak 80 kali lebih kuat dari CO₂.
Hingga kini, emisi metana belum masuk perhitungan resmi emisi perusahaan.
Catatan lain menunjukkan klaim hijau PTBA belum sebanding dengan kenyataan.
Tempo.co menulis bahwa porsi emisi terbesar PTBA justru berasal dari Scope 3.
Scope 3 adalah emisi dari pemakaian batu bara oleh pelanggan.
Data menunjukkan emisi Scope 3 terus naik sejak 2021.
Meski ada penurunan kecil pada 2023, tren umumnya tetap meningkat.
Hal ini menegaskan jejak karbon besar tetap ada di luar kendali langsung PTBA.
Selain dampak lingkungan, bisnis batu bara juga membawa risiko sosial.
Penelitian di Aerosol and Air Quality Research tahun 2024 menyoroti penyakit paru hitam.
Prevalensi penyakit paru hitam di kalangan penambang Indonesia mencapai 13,88 persen.
Studi lain di Tanjung Enim menemukan paparan radioaktivitas alami di area tambang.
Paparan itu dapat meningkatkan risiko kesehatan masyarakat sekitar tambang.
Dengan berbagai temuan itu, klaim hijau PTBA dinilai masih kontradiktif.
Artikel Terkait
Geger Blasting Dekat Pantai Pulau Merah: Debu Tambang PT BSI Ganggu Wisata dan Nelayan
ESDM Evaluasi Ulang RKAB Tambang Setahun Sekali, Respons Skandal Batu Bara
Polisi Tetapkan Satu Tersangka Tambang Ilegal di Bungah Gresik
7 Pekerja Tambang PT Freeport Indonesia Terjebak Longsor di Tambang Bawah Tanah Grasberg