• Senin, 22 Desember 2025

Geger Blasting Dekat Pantai Pulau Merah: Debu Tambang PT BSI Ganggu Wisata dan Nelayan

.
- Kamis, 17 Juli 2025 | 16:10 WIB
Aktivitas Blasting PT BSI di Dekat Pulau Merah Picu Kepanikan Wisatawan dan Warga
Aktivitas Blasting PT BSI di Dekat Pulau Merah Picu Kepanikan Wisatawan dan Warga

Kabar24.id - Ketenangan wisatawan di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi, mendadak berubah menjadi kepanikan setelah terdengar suara ledakan disertai debu pekat dan longsoran tanah yang turun dari arah Gunung Tumpang Pitu.

Peristiwa ini terekam dalam sebuah video yang kemudian menyebar luas di media sosial pada pagi hari, Kamis, 17 Juli 2025.

Video yang viral itu memperlihatkan warga yang merekam momen saat tanah dan debu berjatuhan dan bergerak menuju kawasan pantai.

Baca Juga: BRI Unggul di Sektor Pembiayaan Berkelanjutan dengan Portofolio ESG Terbesar Rp796 Triliun

Hal ini menimbulkan gangguan serius terhadap kenyamanan pengunjung, khususnya mereka yang sedang menikmati suasana santai di destinasi wisata unggulan Banyuwangi tersebut.

Blasting berasal dari aktivitas tambang PT Bumi Suksesindo (BSI), yang diketahui mengoperasikan tambang emas di Gunung Tumpang Pitu.

"Ledakan dan debunya terasa hingga ke area wisata, ini sangat mengganggu," ujar seorang warga dalam rekaman yang dibagikan ke publik.

Baca Juga: Oknum Tokoh Agama Cabuli Anak di Blitar, Polda Jatim: Ancaman 15 Tahun dan Denda Miliaran

Kondisi ini tak hanya mempengaruhi wisatawan, tapi juga meresahkan warga sekitar yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Mereka mengeluhkan dampak dari aktivitas pertambangan yang membuat air laut dan udara di sekitar pantai menjadi tidak bersih.

Lokasi tambang yang dekat dengan kawasan wisata membuat aktivitas blasting menjadi masalah serius. Pulau Merah, yang dikenal karena keindahan alam dan daya tarik pesona pantainya, kini terancam oleh kegiatan industri ekstraktif yang berisiko tinggi.

Beberapa warga mengungkapkan bahwa suara ledakan dan munculnya debu bukan kali pertama terjadi. Sudah berkali-kali aktivitas serupa dilaporkan terjadi, namun belum mendapat respon memadai dari pihak perusahaan maupun pemerintah setempat.

Baca Juga: Prof Sofian Effendi Klarifikasi Pernyataan Soal Ijazah Jokowi Usai Wawancara di YouTube

"Meski kami telah beberapa kali menyuarakan keberatan, namun seolah tidak pernah dianggap penting. Tidak ada perubahan sampai sekarang," ujar salah seorang warga yang mengaku frustrasi dengan situasi tersebut.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan semakin dikhawatirkan akan merusak ekosistem pantai dan menurunkan minat wisatawan untuk datang. Apalagi debu yang terbawa angin bisa mencapai kawasan pemukiman warga dan area tangkapan ikan nelayan.

Halaman:

Editor: Nurul Sakinah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X