Kabar24.id - Suasana meriah Karnaval Sound Horeg yang berlangsung di Desa Duet, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, berubah menjadi tegang ketika acara tersebut dibubarkan paksa oleh aparat gabungan pada Sabtu malam, 19 Juli 2025.
Penyebab utama pembubaran adalah pelanggaran terhadap kesepakatan waktu pelaksanaan dan tingginya tingkat kebisingan yang dirasa mengganggu warga.
Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 22.00 WIB ini menyalahi ketentuan yang sebelumnya telah disetujui bersama.
Baca Juga: Labubu Jadi Andalan, Laba Pop Mart Diprediksi Meledak 350 Persen di Awal 2025
Aparat dari Polres Kediri, Polsek Wates, TNI, Satpol PP, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri turun langsung ke lapangan.
Dalam video yang beredar, terdengar narator menyatakan, "Pembubaran karnaval Sound Horeg kini dilakukan lantaran digelar melebihi waktu yang disepakati."
Tak hanya dibubarkan, acara ini juga memicu perdebatan antara panitia dan aparat. Beberapa anggota panitia menolak pembubaran dan menyatakan bahwa acara tidak merugikan siapa pun. “Mereka menolak kegiatan itu dibubarkan lantaran mereka merasa tidak ada pihak yang dirugikan,” ucap narator dalam dokumentasi video.
Baca Juga: Jokowi Puji Logo Baru PSI: Gajah Merah Simbol Kekuatan dan Kebijaksanaan
Namun, pihak kepolisian menegaskan bahwa pelanggaran terhadap surat keputusan bersama sebagai dasar pelaksanaan kegiatan tidak dapat ditoleransi.
Kapolres Kediri, AKBP Brahastio Priaji, mengatakan bahwa pembubaran adalah langkah tegas terhadap pelanggaran yang terjadi. Hal ini juga dipertegas oleh Kasat Reskrim AKP Josua Puter Krisnawan. “Panitia telah melanggar surat keputusan bersama yang menjadi landasan izin acara,” tegasnya kepada media.
Kepolisian pun memberikan peringatan keras kepada panitia sebagai bentuk pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
Pelanggaran ini bukan sekadar masalah teknis. Gangguan suara berlebihan di malam hari bisa berdampak pada kesehatan dan kenyamanan warga, terutama anak-anak, orang lanjut usia, serta pekerja yang membutuhkan istirahat.
“Kegiatan itu lantaran terus berlangsung kendati waktu telah menunjukkan pukul 10 malam,” terang narator video.
Keluhan dari warga sekitar menjadi bukti bahwa kegiatan seperti ini harus memperhatikan aspek sosial, bukan hanya hiburan semata.
Artikel Terkait
Rahasia Weton Jawa 2025: Hitung Neptu untuk Lihat Jodoh dan Watak Menurut Hari Lahir
Jokowi Puji Logo Baru PSI: Gajah Merah Simbol Kekuatan dan Kebijaksanaan
AI Permudah Petani Asia Sortir Durian Premium Siap Ekspor
Labubu Jadi Andalan, Laba Pop Mart Diprediksi Meledak 350 Persen di Awal 2025