Kabar24.id – Unggahan Divisi Humas Polri di platform X (sebelumnya Twitter) pada 22 Juni 2025 memantik perdebatan publik.
Dalam cuitannya, akun resmi @DivHumas_Polri menyebut bahwa polisi adalah "pahlawan masa kini" yang berdiri di garda terdepan tanpa jubah dan tanpa sorotan, melindungi masyarakat dari kejahatan dan marabahaya.
Polisi adalah sosok pahlawan masa kini. Tanpa jubah, tanpa sorotan mereka berdiri di garda terdepan, melindungi masyarakat dari segala bentuk kejahatan dan marabahaya. pic.twitter.com/FuBwZQCBpx— Divisi Humas Polri (@DivHumas_Polri) June 22, 2025
Postingan yang diunggah pada 22 Juni 2025, pukul 9:54 pagi itu telah mendapat 6.4 juta Views, 9,8 riibu komentar, 12 ribu retweet 2,8 ribu like, 1,3 ribu bookmark.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Desainer Produk Indonesia Miliki Sertifikat Profesi dan Museum Desain Nasional
Pernyataan itu langsung memicu gelombang respons dari warganet. Banyak yang mempertanyakan narasi tersebut, terutama karena berbagai kasus pelanggaran hukum yang justru melibatkan aparat kepolisian sendiri.
Polisi adalah sosok pahlawan masa kini. Tanpa jubah, tanpa sorotan mereka berdiri di garda terdepan, melindungi masyarakat dari segala bentuk kejahatan dan marabahaya. pic.twitter.com/FuBwZQCBpx
— Divisi Humas Polri (@DivHumas_Polri) June 22, 2025
Salah satu akun yang memberi tanggapan kritis adalah *****n69700834 yang menulis, “Pahlawan kok bunuh anak kecil, pahlawan kok bunuh anak SMA, pahlawan kok beking judol, pahlawan kok bandar narko, pahlawan kok bunuhin suporter bola, pahlawan kok gebukin ortu pake tabung gas elpiji, pahlawan kok lecehin perempuan, ITU PAHLAWAN?”
Sementara itu, akun @*****rbawan_desu hanya berkomentar singkat, “Hah, gimana, gimana?” yang diikuti gelak tawa dari pengguna lain.
Kritik yang lebih terstruktur disampaikan oleh akun *****b, yang menyoroti sisi visual dan pesan iklan tersebut.
Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik Masih Loyo, Didominasi Impor China Tak Terbendung Meski Guyuran Insentif
Ia mengatakan bahwa secara teknis iklan yang menampilkan efek AI seperti sayap bercahaya memang menarik, tetapi berisiko dianggap tidak autentik.
“Penelitian menunjukkan iklan AI sering dianggap mudah dilupakan. Itu bisa mengurangi dampak pesan yang ingin disampaikan,” tulisnya.
Beberapa komentar juga menambahkan konteks ke dalam unggahan tersebut dengan menyisipkan tautan berita yang memuat sederet kasus kekerasan dan pelanggaran hukum yang diduga melibatkan anggota polisi.
Artikel Terkait
Berkedok Adopsi, Sindikat Jual Beli Bayi di Ngawi Terbongkar: Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Viral! Remaja 15 Tahun Tewas Usai Tabrakan Lawan Arah di Bogor, Diduga Kabur dari Polisi, Pemilik Mobil Angkat Bicara
Geger! Ayah Penyanyi Cilik FP Diciduk Polisi karena Diduga Terlibat Judi Slot Online