Kabar24.id – Keputusan yang buruk dapat memiliki dampak yang mendalam dan bertahan lama pada banyak aspek kehidupan, baik pribadi maupun profesional. Orang sering membuat kesalahan yang tampaknya mudah dihindari dengan keuntungan melihat ke belakang.
Namun, risiko membuat keputusan yang salah dapat dikurangi dengan mengambil pendekatan yang lebih bijaksana dan sadar terhadap proses pengambilan keputusan.
Joseph Badaracco, profesor etika bisnis di Harvard Business School, telah mengajarkan cara mendekati keputusan sulit selama lebih dari tiga dekade. Dalam wawancara baru-baru ini dengan The Harvard Gazette, ia berbagi strateginya.
Baca Juga: PNS Jakarta dan Dirjen Pajak Kemenkeu Sebulan Bisa Memiliki Pendapatan Tembus Ratusan Juta Rupiah
Badaracco menjelaskan sebagian filosofinya: “Kami mendekati segala sesuatunya dari bawah ke atas. Kami fokus pada masalah, keadaan, situasi, dan kemudian kami bertanya pada diri sendiri perspektif etika dan praktis apa yang akan berguna dalam menentukan apa yang merupakan hal yang benar untuk dilakukan dalam situasi ini.”
Perspektif ini tidak terlalu berfokus pada penerapan prinsip-prinsip abstrak, tetapi lebih pada pemahaman situasi dan tantangan konkret.
Bagi Badaracco, salah satu tantangan terbesar dalam pengambilan keputusan adalah apa yang disebutnya “area abu-abu”. Meskipun dalam beberapa kasus ada batasan yang jelas antara benar dan salah, sebagian besar resolusi penting jatuh ke dalam area ketidakpastian, di mana risikonya tidak didefinisikan dan tanggung jawab tidak begitu jelas.
Baca Juga: Ada Belatung di Tempat Makan Bergizi Gratis, Diduga Menyebabkan Keracunan pada Siswa
“Saat seorang eksekutif atau manajer mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan, tanggung jawab mereka menjadi jauh lebih rumit karena banyaknya kelompok berbeda yang mereka ikuti,” katanya. Situasi ini sangat rumit untuk dikelola karena informasi yang relevan tidak selalu jelas dan risikonya ambigu.
Spesialis menunjukkan bahwa bias kognitif memainkan peran penting. Penentuan dapat dipengaruhi oleh bias sadar dan tidak sadar, yang selanjutnya mempersulit tugas pembuatan keputusan etis. “
Yang dapat Anda lakukan adalah mencoba menghilangkan bias dengan bekerja sama dengan orang lain dan berfokus secara jelas, jujur, dan analitis pada hal-hal yang penting, hal-hal yang bertanggung jawab, dan hal-hal yang praktis,” sarannya.
Baca Juga: Simak Penjelasan Puasa Ramadhan Menurut Tafsir Ibnu Katsir!
Dengan cara ini, proses pengambilan keputusan dapat lebih disadari, yang membantu meminimalkan bias yang dapat menyebabkan keputusan yang salah.
“Ketika saya memulainya, banyak etika bisnis pada dasarnya merupakan penerapan filsafat moral,” katanya.
Artikel Terkait
PSSI Resmi Lepas Indra Sjafri dari Timnas U-20
Simak Penjelasan Puasa Ramadhan Menurut Tafsir Ibnu Katsir!
Usai Diduga Bredel Lagu Bayar Bayar Bayar, Kini Kapolri Mengajak Band Sukatani Menjadi Duta Polri karena Bisa Jadi Koreksi
Ada Belatung di Tempat Makan Bergizi Gratis, Diduga Menyebabkan Keracunan pada Siswa
PNS Jakarta dan Dirjen Pajak Kemenkeu Sebulan Bisa Memiliki Pendapatan Tembus Ratusan Juta Rupiah