“Tiga jenis pernikahan lain yang sangat problematik, seperti istri disuruh digauli pria lain untuk mendapat anak unggul, hubungan seksual bebas tanpa pernikahan, dan praktik prostitusi terang-terangan, semuanya dihapus oleh Islam. Tapi satu bentuk yang paling beradab, justru diafirmasi menjadi bagian dari syariat,” ucap Cecep.
Proses selektif ini menunjukkan bahwa budaya lokal tidak selalu buruk di mata Islam, selama masih dalam koridor nilai ilahiah. Justru, keberislaman akan lebih kuat ketika mampu bersanding dengan budaya masyarakat yang telah ada.
Baca Juga: Prabowo Sampaikan Kabar Baik, Tarif Hampir Semua Produk RI ke Eropa Jadi 0 Persen
Cecep menutup dengan pesan bahwa mengamalkan Islam tidak berarti memusnahkan budaya. Selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai tauhid dan moralitas, maka ia layak dipertahankan sebagai bagian dari jati diri umat.**
Artikel Terkait
Prabowo Sampaikan Kabar Baik, Tarif Hampir Semua Produk RI ke Eropa Jadi 0 Persen
Helmy Yahya Jadi Korban Pesawat Super Air Jet yang Delay di Banyuwangi, Langsung Bilang Begini
Heboh! Speaker GBK Siarkan Suara Mendesah, Manajemen Minta Maaf dan Akui Kelalaian
Muhammadiyah Luncurkan Bank Syariah Matahari, Dorong Dana Jamaah untuk Dakwah Ekonomi Inklusif