Kabar24.id - Di antara gugusan pulau Asia Tenggara dan Oseania terbentang sebuah garis tak terlihat namun sangat berpengaruh terhadap sejarah kehidupan di bumi.
Garis ini, yang dikenal sebagai Garis Wallace, menjadi batas biogeografis antara dua dunia fauna: Asia dan Australia. Bukan sekadar garis pada peta, ia adalah perbatasan evolusioner yang terbentuk dari peristiwa geologis kuno.
Alfred Russel Wallace, naturalis asal Inggris, adalah orang pertama yang mengamati keanehan ini. Saat menjelajahi Kepulauan Melayu pada abad ke-19, ia mencatat bahwa spesies hewan di Bali sangat berbeda dari yang ada di Lombok, meskipun dipisahkan hanya oleh satu selat sempit.
Baca Juga: Sinergi Wisata Nusantara-Malaysia di Banyuwangi: Eksplorasi dan Kolaborasi Menuju Pariwisata Unggul
"Perbedaan antara pulau-pulau terdekat lebih besar daripada perbedaan antara negara-negara yang dipisahkan oleh ribuan kilometer," tulisnya dalam catatan terkenalnya.
Garis Wallace membentang dari Selat Lombok di bagian selatan hingga ke utara kepulauan, memisahkan dua dunia yang berbeda secara evolusi.
Di sebelah baratnya terdapat fauna khas Asia seperti harimau, gajah, dan badak, sedangkan di timur hidup hewan berkantung dan monotremata khas Australia.
Baca Juga: Ramai Soal Dugaan Jual Beli 'Kursi' SPMB 2025 Senilai Rp8 Juta per Siswa di Bandung
Penjelasannya baru benar-benar masuk akal ketika teori tektonik lempeng diterima secara ilmiah. Lempeng Australia dan Eurasia bertabrakan sekitar 30 juta tahun lalu, menciptakan kawasan kepulauan yang sekarang kita kenal.
Pulau-pulau di barat tersambung ke Paparan Sunda (benua Asia), sementara di timur tersambung ke Sahul (benua Australia dan Nugini).
Selat Lombok menjadi penghalang alami yang efektif. Meskipun lebarnya hanya 32 kilometer, kedalaman laut dan arus yang kuat menghalangi migrasi satwa. Saat zaman es, banyak bagian dunia terhubung oleh jembatan darat, namun garis ini tetap tak tertembus oleh mayoritas spesies.
Baca Juga: Kini Muncul Pandu si Mobil Taktis yang Diluncurkan Prabowo sebagai Kendaraan Buatan Anak Bangsa
Kondisi iklim turut memperkuat perbedaan ini. Asia Tenggara bersifat tropis dan lembap, sedangkan kawasan Australia lebih kering dan terfragmentasi. Lingkungan yang berbeda ini mempercepat divergensi evolusi dan mengurangi kemungkinan penyebaran lintas wilayah.
Beberapa pengecualian seperti kelelawar dan serangga berhasil menembus batas ini, tetapi jumlahnya sangat terbatas. Oleh karena itu, ilmuwan saat ini menyebutnya sebagai zona gradien, bukan lagi batas mutlak. Namun demikian, perubahan mendasar pada distribusi fauna masih terlihat jelas.
Artikel Terkait
Franco Mastantuono Pilih Real Madrid, Tolak PSG Demi Wujudkan Mimpi Masa Kecil
Kini Muncul Pandu si Mobil Taktis yang Diluncurkan Prabowo sebagai Kendaraan Buatan Anak Bangsa
Ramai Soal Dugaan Jual Beli 'Kursi' SPMB 2025 Senilai Rp8 Juta per Siswa di Bandung
Sinergi Wisata Nusantara-Malaysia di Banyuwangi: Eksplorasi dan Kolaborasi Menuju Pariwisata Unggul