Kabar24.id - Di tengah ketatnya persaingan dalam industri ayam goreng krispi di Indonesia, ada satu merek lokal yang berhasil menarik perhatian dan berkembang pesat. Merek tersebut adalah Sabana Fried Chicken, yang kini memiliki ribuan gerai di berbagai daerah di Tanah Air.
Sabana Fried Chicken merupakan hasil kerja keras Syamsalis, seorang pria kelahiran Sumatera Barat tahun 1968. Dengan strategi harga yang terjangkau tanpa mengurangi cita rasa yang disukai masyarakat, Syamsalis berhasil membawa merek ini tumbuh pesat dan bersaing dengan merek-merek ternama lainnya.
Menariknya, Syamsalis bukan berasal dari latar belakang kuliner. Ia justru memulai perjalanan kariernya sebagai seorang karyawan pabrik setelah menyelesaikan pendidikan di Jurusan Teknik Elektro IKIP Rawamangun (sekarang Universitas Negeri Jakarta).
Baca Juga: Petugas Pajak Meninggal Dunia, Netizen Sebut karena Kelelahan Mengurus Coretax
Namun, kehidupannya berubah drastis saat perusahaan tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan. Keadaan ini memaksanya untuk berpikir ulang tentang masa depannya dan mencari peluang baru dalam dunia bisnis.
Dalam menghadapi masa sulit tersebut, Syamsalis memilih untuk berwirausaha di bidang kuliner, khususnya ayam goreng. Ia memegang teguh prinsip bahwa produknya harus berkualitas, higienis, dan halal.
Syamsalis menyadari bahwa banyak usaha ayam goreng yang kurang memperhatikan aspek pengolahan bahan baku serta standar kebersihan, sehingga ia bertekad untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik.
Baca Juga: Presiden Prabowo Resmikan Stadion Bertaraf Internasional, Dukung Kemajuan Sepak Bola Nasional
Pada 8 Agustus 2006, Syamsalis membuka gerai pertama Sabana Fried Chicken di Komplek Duta Indah, Pondok Gede, Bekasi.
Gerai ini awalnya hanya berupa stan kecil, tetapi langsung mendapat respons positif dari masyarakat. Dengan harga yang terjangkau, sekitar Rp 10.000 per porsi, Sabana dengan cepat menarik minat pelanggan dari berbagai kalangan.
Kesuksesan outlet pertamanya menjadi titik awal ekspansi bisnis. Dalam waktu beberapa bulan saja, Sabana sudah memiliki 10 outlet yang dikelola melalui sistem kemitraan.
Baca Juga: Inovasi Revolusioner BYD Ungguli Tesla Supercharger dengan Teknologi Pengisian Ultra-Cepat
Untuk memperluas jaringan bisnisnya, Syamsalis menerapkan konsep waralaba yang memungkinkan masyarakat bergabung dan membuka gerai dengan modal awal sekitar Rp 16,75 juta untuk wilayah Jabodetabek, serta tambahan biaya pengiriman bagi mitra di luar wilayah tersebut.
Keberhasilan Sabana Fried Chicken juga didukung oleh penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat. Hal ini bertujuan agar setiap outlet memberikan pengalaman kuliner yang seragam bagi pelanggan, serta mencegah persaingan tidak sehat antar mitra. Dengan sistem yang terstruktur ini, pertumbuhan bisnis Sabana semakin pesat.
Artikel Terkait
Inovasi Revolusioner BYD Ungguli Tesla Supercharger dengan Teknologi Pengisian Ultra-Cepat
Presiden Prabowo Resmikan Stadion Bertaraf Internasional, Dukung Kemajuan Sepak Bola Nasional
Petugas Pajak Meninggal Dunia, Netizen Sebut karena Kelelahan Mengurus Coretax
Kalender Jawa Lengkap Bulan Maret 2025, Ada Weton Pasaran Jawa