Kekalahan telak 0-4 di hadapan pendukung sendiri menjadi pukulan berat bagi Juventus. Biasanya, para suporter setia bertahan hingga laga berakhir, tetapi malam itu mereka tak sanggup menyaksikan timnya dipermalukan.
Saat gol keempat tercipta di menit ke-77, banyak yang langsung meninggalkan stadion, meninggalkan tribun yang semakin kosong bahkan sebelum peluit akhir dibunyikan.
Tindakan ini menjadi sinyal jelas bahwa para suporter mengharapkan perubahan dari tim mereka. Juventus harus segera bangkit jika ingin tetap bersaing di papan atas Serie A.
“Kami memulai pertandingan dengan baik, tetapi setelah penalti pertama, semuanya berubah. Kami mencoba menyerang lebih agresif, tetapi malah kehilangan keseimbangan,” ungkap Motta dalam wawancara dengan DAZN.
Kekalahan 0-4 ini menjadi yang terburuk bagi Juventus di kandang sendiri dalam ajang Serie A sejak Oktober 1967. Namun, Motta menegaskan bahwa kekalahan ini tidak bisa disamakan dengan kekalahan dari Empoli di Coppa Italia, karena terjadi dalam situasi yang berbeda.
Menurutnya, laga melawan Atalanta lebih banyak dipengaruhi oleh kesalahan taktis dan kurangnya keseimbangan tim setelah kebobolan. Sementara itu, kekalahan dari Empoli lebih menyakitkan karena membuat mereka tersingkir dari kompetisi.
Baca Juga: DPR Desak Pemerintah Tindak Tegas Produsen Minyakita yang Diduga Curang
“Ini kekalahan yang sangat mengecewakan, tapi situasinya berbeda dengan laga melawan Empoli. Saat itu, kekalahan membuat kami tersingkir. Kali ini, kami harus belajar dari kesalahan dan segera bangkit,” tegas Motta.
Menariknya, Motta pernah bermain di bawah asuhan Gian Piero Gasperini saat masih di Genoa. Namun, kali ini, ia justru menjadi korban dari strategi brilian mantan mentornya tersebut.
Atalanta menunjukkan permainan yang sangat efektif, memanfaatkan kesalahan Juventus dengan cerdik. Gasperini berhasil menyusun taktik yang membuat timnya mampu mendominasi pertandingan, terutama di babak kedua.
Baca Juga: Baru Dua Bulan, BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun untuk Dukung UMKM
“Kami tahu Atalanta sangat berbahaya dalam serangan balik. Sayangnya, setelah kebobolan, kami tidak mampu menjaga keseimbangan dan mereka menghukum setiap kesalahan yang kami buat,” ujar Motta.
Kekalahan ini membuat Juventus semakin tertinggal dalam perburuan gelar Serie A. Motta menyadari bahwa timnya harus segera bangkit dan mempersiapkan diri untuk pertandingan berikutnya melawan Fiorentina.
Meski hasil buruk ini menjadi pukulan telak, Motta tetap yakin bahwa Juventus memiliki potensi untuk bangkit. Ia berharap para pemain, terutama yang masih muda, dapat mengambil pelajaran berharga dari pengalaman ini.
Artikel Terkait
Resmi! Skuad Sementara Timnas Indonesia untuk Hadapi Australia & Bahrain Diumumkan: Asnawi Dicoret, Tiga Naturalisasi Baru Tak Masuk
Manchester United Ditahan Imbang Arsenal di Old Trafford: Skor Berakhir 1-1
Real Madrid Amankan Kemenangan atas Rayo Vallecano, Vinicius Junior Bersinar
Formasi Pembalap Formula 1 2025: Perubahan Menarik di Grid