"Kami mendapat amanah PBNU untuk mementaskan drama kolosal menandai peristiwa bersejarah Resolusi Jihad NU, tanggal 22 Oktober 1945, yang kini ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional," tuturnya.
Selain pementasan drama kolosal, kata dia, PCNU Surabaya juga meluncurkan laman pesantren Surabaya yang digawangi oleh Lembaga Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI).
"Ini sebuah langkah progresif di mana kalangan nahdliyin sudah cukup melek dengan perkembangan teknologi dan akan terus kita kembangkan," katanya.
Baca Juga: Nilai-nilai Agama Dorong Pelestarian Hutan Tropis, Para Pemuka Dibentuk Sebagai Fasilitator
Dia menerangkan berbagai kegiatan yang dilaksanakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, merupakan rangkaian dari berbagai aktivitas, ziarah muassis (pendiri) NU dan pejuang kemerdekaan di Surabaya.
Juga diadakan bakti sosial, gelar wicara tentang hukum dan keluarga masalah yang dilaksanakan lembaga-lembaga dan badan otonom (banom) di lingkungan PCNU Kota Surabaya.
"Kami berharap semua warga bangsa dan anak bangsa, tetap berani membela kepentingan bangsa dan negara di masa kini dan masa mendatang," ujarnya.
"Identitas sebagai bangsa yang merdeka harus menjadi bagian inspirasi kita berjihad di medan pengabdian di masyarakat," tuturnya. (*)