• Senin, 22 Desember 2025

Nilai-nilai Agama Dorong Pelestarian Hutan Tropis, Para Pemuka Dibentuk Sebagai Fasilitator

.
- Senin, 21 Oktober 2024 | 11:00 WIB
IRI Indonesia menginisiasi pelatihan bagi fasilitator dari berbagai agama untuk mendorong aksi nyata berbasis rumah ibadah dalam perlindungan hutan.
IRI Indonesia menginisiasi pelatihan bagi fasilitator dari berbagai agama untuk mendorong aksi nyata berbasis rumah ibadah dalam perlindungan hutan.


Kabar24.id - Hutan tropis Indonesia, paru-paru dunia yang kaya akan keanekaragaman hayati, kini tengah menghadapi ancaman serius akibat deforestasi dan degradasi habitat.

Krisis lingkungan ini tidak hanya mengancam kelestarian alam, tetapi juga memperparah dampak perubahan iklim global.

Perlu peran para pemuka agama, yang perlu dibentuk sebagai fasilitator.

 

Baca Juga: Bersatu Lawan Judi Online: Laporan Masyarakat Kian Penting

 

Melansir ANTARA, aebanyak 200 pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu dilatih untuk memahami panduan serta ceramah keagamaan yang mendukung konservasi hutan yang diinisiasi Interfaith Rainforest Initiative (IRI).

Fasilitator Nasional IRI Indonesia Hayu Prabowo berharap para pemuka agama tersebut dapat menjadi fasilitator dalam menekan krisis iklim di setiap aktivitas keagamaannya.

"Para fasilitator akan menjadi jembatan antara ajaran agama dan aksi nyata, membantu rumah ibadah menjalankan perannya sebagai pusat edukasi, pembinaan moral, serta penggerak aksi konservasi lingkungan dan pengendalian perubahan iklim," ujar Hayu dalam keterangannya di Jakarta.

 

Baca Juga: Foto Resmi Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka Dirilis, Perhatikan Pemasangannya



Pelatihan ini dilaksanakan luring dan daring. Mereka dibekali enam set buku panduan dan khutbah tentang perlindungan hutan tropis yang diluncurkan IRI Indonesia.

Ia mengatakan, hutan tropis Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu kekayaan hayati terbesar di dunia, kini menghadapi ancaman serius berupa deforestasi dan degradasi.

Krisis ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga memperburuk dampak perubahan iklim.

 

 

Halaman:

Editor: Ahmad Syaifuddin

Sumber: ANTARA

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X