Kabar24.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mendapat sorotan usai Ombudsman RI memaparkan detail keuntungan dapur penyedia makanan.
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menyebut dapur MBG memperoleh keuntungan sekitar Rp2 ribu dari setiap porsi yang diproduksi.
Baca Juga: SOP Tidak Dijalankan, BGN Akui Jadi Penyebab Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis
Perhitungan ini berasal dari total anggaran MBG sebesar Rp15 ribu per porsi.
Dari angka tersebut, Rp2 ribu dialokasikan untuk sewa dapur, Rp3 ribu untuk biaya operasional, dan Rp10 ribu digunakan sebagai ad cost makanan.
Menurut Yeka, angka tersebut sudah dirancang agar tidak memberi ruang penyalahgunaan anggaran.
Ia menegaskan mekanisme pertanggungjawaban yang ada di Badan Gizi Nasional (BGN) harus dijalankan dengan ketat.
Perbedaan anggaran juga terdapat di setiap jenjang pendidikan mulai SD, SMP hingga SMA.
Yeka menyebut, ruang korupsi dapat ditutup jika sistem pengawasan berjalan sesuai aturan.
Selain soal keuntungan, program MBG juga dinilai berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja.
Dari hasil kunjungan Ombudsman, satu dapur MBG mampu menyerap rata-rata 50 tenaga kerja.
Jika dihitung dengan jumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mencapai 3 ribu, maka potensi tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 1,5 juta orang.
Tidak hanya itu, satu dapur juga melibatkan sekitar 15 pemasok bahan makanan.
Hal ini dinilai mampu menggerakkan rantai ekonomi di tingkat perdesaan.