Kabar24.id - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah kasus keracunan massal terus bertambah hingga Kamis, 26 September 2025.
Lebih dari 5.000 siswa di berbagai daerah dilaporkan menjadi korban hingga otoritas kesehatan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Baca Juga: Mediapreneur Talks 2025 Promedia di Surabaya, Soroti Bisnis Media dan Transformasi Digital
Ironisnya, makanan yang seharusnya meningkatkan gizi justru membuat ribuan anak jatuh sakit.
Di lapangan, efek domino dari program ini mulai terlihat terhadap keberadaan kantin sekolah.
Kantin yang sebelumnya ramai kini sepi karena siswa lebih diarahkan mengonsumsi makanan gratis dari dapur besar.
Baca Juga: Daftar Smartphone dengan Kamera Terbaik 2025, Huawei Pura 80 Ultra Nomer 1 dari DxOMark
Banyak pihak menilai kondisi ini berpotensi mematikan usaha kantin yang telah lama menopang kegiatan sekolah.
Kritik terhadap pola distribusi makanan MBG pun semakin tajam karena proses memasak dilakukan sejak malam hari.
Makanan baru sampai ke tangan siswa pada siang keesokan harinya, membuka celah besar bagi pertumbuhan bakteri.
Ketua , dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menilai pemerintah perlu mempertimbangkan kembali peran kantin sekolah.
Baca Juga: BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG dan Bentuk Tim Investigasi
Menurutnya, kantin bisa menjadi solusi agar makanan lebih segar dan aman dikonsumsi siswa.
“Kalau idealnya kenapa tidak menghidupkan kantin-kantin sekolah yang sudah ada, makanan bisa masih hangat saat siang hari,” kata dr. Piprim.
Artikel Terkait
Heboh Kabar Permintaan Air Galon saat Kunker Daerah, Menpar Widiyanti Angkat Bicara
Pertunjukan Pernikahan Khas Osing Banyuwangi Mupus Braen Tampil di Banjoewangi Tempo Doeloe
Mediapreneur Talks 2025 Promedia di Surabaya, Soroti Bisnis Media dan Transformasi Digital