Kabar24.id - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan dana mencapai Rp900 miliar untuk memperbaiki fasilitas umum hingga gedung pemerintahan yang rusak usai aksi demonstrasi di berbagai wilayah Indonesia, pada pekan lalu.
Sebelumnya diketahui, kerusakan terjadi di sejumlah kota di Indonesia, termasuk Jakarta. Di kawasan Ibu Kota, layanan Transjakarta mencatat tujuh halte BRT hangus terbakar dan 16 halte lainnya mengalami kerusakan. Kejadian serupa juga menimpa beberapa Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Baca Juga: Libur Maulid Nabi 2025: Truk Berat Dibatasi, Contra Flow Jadi Solusi Atasi Kemacetan Tol
Salah satu kasus paling menonjol adalah pembakaran Gedung DPRD di Makassar. Insiden ini menambah panjang daftar fasilitas publik yang harus segera diperbaiki agar masyarakat bisa kembali menggunakannya dengan nyaman.
Perihal itu, kini Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo menyebut biaya perbaikan Gedung DPRD hingga fasum itu bersumber dari anggaran darurat yang memang disediakan untuk kondisi tak terduga, seraya menegaskan pihaknya sudah menghitung kebutuhan dana perbaikan.
Baca Juga: PANRB Fokus Lima Desain Pelayanan Prima dalam Evaluasi Layanan Publik Nasional 2025
“Biayanya total seluruh Indonesia kemarin kita hitung, hampir sekitar Rp900 miliar, hampir ya, total Rp800 sekian. Mulai dari ringan, berat, dan sedang,” kata Dody kepada awak media di Gerbang Tol Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Selasa, 2 September 2025.
Dody menjelaskan, perbaikan dilakukan dengan menyesuaikan tingkat kerusakan. Fasilitas yang mengalami kerusakan berat membutuhkan waktu pengerjaan lebih lama dibandingkan yang rusak ringan.
Baca Juga: ISI Surakarta Resmi Hadir di Banyuwangi, Wadah Baru Generasi Seni dan Budaya
Perbaikan fasilitas dengan kerusakan berat, lanjut Dody, bisa memakan waktu hingga 6 bulan. Sedangkan untuk kerusakan sedang, target waktu yang dibutuhkan sekitar 3 hingga 4 bulan.
Sementara itu, fasilitas yang mengalami kerusakan ringan ditargetkan rampung dalam hitungan hari.
“Kalau ringan tuh kita targetkan kurang dari satu minggu harus sudah selesai. Kayak cuma kaca-kaca rusak, itu maksimum tujuh hari,” jelas Dody.
Kementerian PU juga menegaskan akan mengutamakan perbaikan fasilitas publik yang paling vital agar layanan masyarakat tidak terganggu terlalu lama. Beberapa proyek perbaikan sudah mulai berjalan di lapangan.