news

Sekolah Rakyat: Langkah Nyata Pemerintah Bangun Masa Depan Anak dari Keluarga Kurang Sejahtera

Kamis, 7 Agustus 2025 | 22:55 WIB
Mensos Saifullah Yusuf (kanan) mengunjungi rumah salah satu calon siswa Sekolah Rakyat di Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Kabar24.id - Kementerian Sosial menegaskan bahwa Program Sekolah Rakyat bukan sekadar inisiatif pendidikan, melainkan sebuah gerakan besar dengan tujuan mulia untuk menghapus kemiskinan secara sistematis dan menyeluruh.

Program ini menjadi simbol keadilan sosial yang menyasar anak-anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan paling rendah.

"Ini bagian dari strategi besar Presiden Prabowo Subianto untuk menurunkan angka kemiskinan di bawah lima persen. Sekolah Rakyat adalah bentuk keadilan sosial bagi keluarga yang belum terbawa dalam proses pembangunan," ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dalam keterangan resminya, Selasa (5/8/2025).

Baca Juga: Chery Cetak Penjualan Spektakuler di GIIAS 2025, Mobil Hybrid Jadi Favorit Utama

Pernyataan ini usai melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 25 Lamongan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Sekolah Rakyat dirancang sebagai model pendidikan yang terintegrasi dengan berbagai layanan sosial. Para siswa tidak hanya mendapatkan pelajaran formal, tetapi juga difasilitasi dengan makanan bergizi secara gratis.

Keluarga siswa pun terdaftar dalam berbagai program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sembako, dan jaminan kesehatan melalui skema Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK).

Baca Juga: BTN Luncurkan Bale Korpora, Solusi Digital Canggih untuk Transaksi Korporasi Terintegrasi

Selain itu, keluarga siswa juga terlibat dalam koperasi desa Merah Putih dan menjadi peserta program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE). Mereka juga termasuk dalam kelompok sasaran pembangunan tiga juta rumah layak huni yang dicanangkan pemerintah.

"Anak-anak ini bukan hanya dididik di sekolah, tetapi keluarganya juga disiapkan untuk bangkit secara ekonomi," tegas Gus Ipul.

SRMA 25 Lamongan sendiri menampung 75 siswa yang berasal dari 25 kecamatan dengan tingkat kemiskinan tertinggi.

Baca Juga: Remaja Pekanbaru Bobol Sistem NASA dan Raih Tiga Penghargaan Langsung dari Amerika

Dalam proses belajar, para siswa dibina oleh 18 guru profesional, didampingi oleh lima wali asuh dan satu wali asrama untuk siswa laki-laki.

Orang tua siswa pun merasakan langsung dampak dari program ini. Salah satunya adalah Pipit, ibu dari siswi bernama Syafa Gading Wiguna.

Halaman:

Tags

Terkini