Dengan penuh haru, ia menceritakan bagaimana Sekolah Rakyat menjadi secercah harapan di tengah keterbatasan ekonomi.
"Saya hanya ibu rumah tangga yang membantu suami berjualan pentol keliling. Jangankan bercita-cita, bermimpi saja tidak berani. Dulu sekolah itu mewah, hanya untuk orang-orang berdompet tebal. Tapi sekarang, anak kami berani bermimpi,” kata Pipit.
Program ini juga mendapat sambutan positif dari Pemerintah Daerah. Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi menilai Sekolah Rakyat sebagai solusi nyata membangun harga diri masyarakat.
Baca Juga: 3.500 ASN Pionir Bangun IKN: Revolusi Hijau dan Digital di Kalimantan Dimulai
“Ini bukan hanya soal pelajaran. Ini tentang menumbuhkan kembali martabat dan daya juang anak-anak kami,” ujarnya.
Data terbaru dari Kementerian Sosial menunjukkan bahwa mulai Agustus 2025, sebanyak 2.007 siswa Sekolah Rakyat akan mulai menerima dukungan PBI-JK.
Jumlah ini merupakan hasil verifikasi dari 9.705 siswa yang diterima di 100 titik Sekolah Rakyat pada tahap pertama di seluruh Indonesia.**
Artikel Terkait
3.500 ASN Pionir Bangun IKN: Revolusi Hijau dan Digital di Kalimantan Dimulai
Remaja Pekanbaru Bobol Sistem NASA dan Raih Tiga Penghargaan Langsung dari Amerika
BTN Luncurkan Bale Korpora, Solusi Digital Canggih untuk Transaksi Korporasi Terintegrasi
Chery Cetak Penjualan Spektakuler di GIIAS 2025, Mobil Hybrid Jadi Favorit Utama