Kabar24.id - Mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) melalui kegiatan KKN Kolaboratif 3T merancang program inovatif berbasis potensi alam lokal di Papua Barat Daya.
Tepatnya di Kampung Warimak, Distrik Tiplol Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat, para mahasiswa meluncurkan program mini hilirisasi produk laut, khususnya kepiting bakau, sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi warga pesisir.
Frenix Putri Ardella selaku perwakilan tim KKN menyatakan bahwa selama ini kepiting bakau di Warimak melimpah, tetapi masih dijual dalam kondisi mentah. “Kami melihat ada potensi besar yang belum tergarap,” jelasnya.
Baca Juga: Promo KAI Sambut JFC 2025: Diskon 10 Persen Tiket Kereta Api ke Jember
Menurut Frenix, hal tersebut menjadi alasan utama dibalik inisiatif pengolahan menjadi kepiting asap yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Melalui metode pengasapan tradisional yang efisien dan ramah lingkungan, tim mahasiswa mengenalkan proses hilirisasi sederhana kepada warga.
Selain itu, mereka juga membekali warga dengan kemampuan pengemasan modern dan pelabelan produk, agar mampu bersaing di pasar wisata dan oleh-oleh.
Baca Juga: Heboh! Bendera Belanda Muncul di Perahu Nelayan Puger, Aparat Langsung Turun
Tidak berhenti sampai produksi, mahasiswa UNEJ turut menyusun SOP pengolahan yang mudah dipahami serta memberikan pelatihan digital branding. Pelatihan ini penting agar warga dapat memasarkan produknya melalui media sosial dan platform e-commerce.
“Kami ingin solusi ini tidak berhenti di pelatihan, tetapi bisa dijalankan dan dikembangkan warga secara mandiri,” ujar Frenix dalam kesempatan wawancara.
Namun, pelaksanaan program ini menghadapi tantangan yang tidak ringan. Beberapa masalah yang dihadapi masyarakat adalah minimnya alat tangkap seperti bubu, kurangnya pengetahuan teknis, serta belum adanya standardisasi produk.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Ringankan Beban Hidup Keluarga Ini, Kini Tak Terbebani Biaya Pendidikan
Mahasiswa hadir sebagai mitra warga untuk menjawab tantangan tersebut melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif.
Dalam pelaksanaannya, tim UNEJ juga didukung oleh program TEKAD yang memberikan dukungan berupa pelatihan manajerial, peralatan produksi, serta pendampingan dalam penguatan pola pikir wirausaha.