• Senin, 22 Desember 2025

Bagaimana Nasib SMK dan Vokasi yang Anggarannya Ikut Dipangkas?

.
- Minggu, 16 Februari 2025 | 15:13 WIB
Pelajar SMK di Indonesia saat ajang WorldSkill Competition 2024 lalu. (instagram.com/kamivokasi)
Pelajar SMK di Indonesia saat ajang WorldSkill Competition 2024 lalu. (instagram.com/kamivokasi)

 

  • Sertifikasi kompetensi siswa SMK dan magang luar negeri

 

  • Target awal: 100.750 orang
  • Anggaran awal: Rp65,036 miliar
  • Blokir efisiensi: Rp65,036 miliar
  • Target baru: Dihilangkan
  1. Pengembangan SMK Pusat Keunggulan
    • Target awal: 1.178 SMK
    • Anggaran awal: Rp528,678 miliar
    • Blokir efisiensi: Rp513,678 miliar
    • Target baru: 15 SMK
    • Anggaran baru: Rp15 miliar
  2. Pengembangan Teaching Factory di SMK
    • Target awal: 450 SMK
    • Anggaran awal: Rp156,831 miliar
    • Blokir efisiensi: Rp102,686 miliar
    • Target baru: 184 SMK
    • Anggaran baru: Rp39,145 miliar
  3. Peningkatan Kualitas SMK non PK
    • Target awal: 312 SMK
    • Anggaran awal: Rp74,637 miliar
    • Blokir efisiensi: Rp59,637 miliar
    • Target baru: 63 SMK
    • Anggaran baru: Rp15 miliar
  4. Pembinaan Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
    • Target awal: 192 lembaga
    • Anggaran awal: Rp40,446 miliar
    • Blokir efisiensi: Rp40,446 miliar
    • Target baru: Dihilangkan
  5. Pembinaan Kursus dan Pelatihan (PKK dan PKW)
    • Target awal: 2.000 orang/19.699 lembaga
    • Anggaran awal: Rp127,665 miliar
    • Blokir efisiensi: Rp88,555 miliar
    • Target baru: 224 orang/6.400 lembaga
    • Anggaran baru: Rp39,110 miliar
  6. Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Vokasi
    • Target awal: 10.214 orang
    • Anggaran awal: Rp154,080 miliar
    • Blokir efisiensi: Rp131,768 miliar
    • Target baru: 1.421 orang
    • Anggaran baru: Rp22,312 miliar
  7. Penjaminan Mutu dan Peningkatan Kapasitas Balai Vokasi
    • Target awal: 7 lembaga
    • Anggaran awal: Rp48,415 miliar
    • Blokir efisiensi: Rp46,572 miliar
    • Target baru: 7 lembaga
    • Anggaran baru: Rp1,842 miliar

Langkah Kemendikdasmen

Suharti menekankan bahwa Kemendikdasmen akan berupaya memastikan pemilihan sasaran dilakukan dengan tepat, meskipun efisiensi anggaran berdampak luas. 

Hal ini mendapat perhatian dari anggota Komisi X DPR RI.

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Ledia Hanifa Amaliah, menyoroti pentingnya pendidikan vokasi karena berperan dalam membekali lulusan dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan.

Baca Juga: Fenomena Pemesanan Tiket Kereta Api H-45 Mudik Lebaran 2025, Sempat Error Dan Perketar Syarat untuk Karcis Rombongan

"Pendidikan vokasi itu penting untuk mendapat perhatian, karenanya memang harus dicermati dengan luar biasa," ucap Hanifa.

"Mereka perlu keterampilan yang dipakai untuk di masa depan untuk membuat mereka mandiri dan tidak menjadi beban negara. Berarti kan harus ada keterampilan yang diberikan," tambahnya.

Namun, beberapa program penting justru mengalami pemangkasan, seperti pendidikan dan pelatihan bagi pendidik vokasi serta sertifikasi kompetensi siswa SMK yang bahkan dihapus.

Baca Juga: Asik, Sri Mulyani Tak Pangkas Dana KIP Kuliah

"Dukungan terhadap program prioritas seperti bimtek, sosialisasi, peningkatan kapasitas termasuk monev kami kurangi sangat banyak sebagai arahan Bapak Presiden untuk mengurangi kegiatan-kegiatan tersebut," jelas Suharti.

"Apalagi dicantumkan juga perjadin (perjalanan dinas) harus dikurangi bahkan kurang dari 50%. Jadi memang sangat berat," imbuhnya lagi.

Kerja Sama Kemnaker

Sebagai langkah alternatif, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk memfasilitasi pelatihan bagi guru dan siswa SMK di Balai Latihan Kerja (BLK).

Halaman:

Editor: Anton Chanif M

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X