Kabar24.id -- Pada Minggu sore, Gunung Semeru, yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang di Jawa Timur, meluncurkan awan panas dan getaran banjir.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Yudi Cahyono, mengkonfirmasi per telepon di kabupaten setempat, menyatakan bahwa awan panas di Gunung Semeru terjadi pada pukul 14.40 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm selama 478 detik yang diikuti getaran banjir.
Dia mengatakan bahwa meskipun awan panas belum berdampak pada pemukiman di lereng Gunung Semeru sejauh ini, jarak luncuran awan panas tidak diketahui karena pemandangan Gunung Semeru kabur.
Menurutnya, awan panas dan getaran banjir masih aman dan terkendali untuk aktivitas Gunung Semeru sejauh ini.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Lumajang, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini mengalami sebanyak sepuluh kali erupsi, meletus setinggi 700 meter di atas puncak pada hari Minggu dari pukul 00.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan bahwa orang tidak boleh melakukan apa pun di wilayah tenggara Gunung Semeru, sejauh delapan kilometer dari pusat erupsi (puncak), selama Gunung Semeru masih berstatus waspada.
Masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas di luar jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) Besuk Kobokan karena awan panas dan aliran lahar dapat muncul hingga 13 kilometer dari puncak.
Dia juga mengatakan bahwa masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga harus memperhatikan kemungkinan awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Selain itu, ada kemungkinan lahar di anak sungai kecil dari Besuk Kobokan.
Sebelumnya, Gunung Semeru delapan kali erupsi disertai letusan hingga 700 meter
Pada Minggu pagi, dari pukul 00.00 hingga 10.00 WIB, terjadi delapan kali erupsi, dengan letusan mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak Mahameru.
Ke arah barat daya, kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang. Di Lumajang, Minggu, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto menyatakan bahwa erupsi masih berlangsung saat laporan ini dibuat.
Dia menjelaskan bahwa erupsi pertama terjadi pukul 00.10 WIB, tetapi tidak ada yang melihatnya dan masih berlangsung saat laporan itu dibuat. Kemudian, pada pukul 00.25 WIB, erupsi kembali dengan tinggi sekitar 400 meter di atas puncak.
Artikel Terkait
Sejak Sabtu Pagi Gunung Semeru erupsi Tujuh Kali
Gunung Marapi Sumbar erupsi dengan ketinggian 1.000 meter
Delapan desa Terdampak Parah Kerusakan Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
Lewotobi Laki-Laki Kembali Erupsi, Intip Catatan Vulkanik Dua Gunung Berapi Kembar yang Legendaris di Flores NTT