Namun, dalam perenungan doa ini, dia mengajak orang-orang untuk berpikir secara mendalam tentang dua hal: mengubah kebencian, kekerasan, dan penderitaan menjadi berkah dan perdamaian atau membiarkan mereka terus berputar.
Dia berkata, "Mari kita jadikan kenangan kesulitan ini sebagai titik awal untuk menginspirasi tindakan kita dan membangun dunia yang lebih harmonis."
Wiryanata mengatakan bahwa setiap orang memiliki peran dalam menciptakan perdamaian, meningkatkan kesadaran, dan berkomitmen untuk memperkuat hubungan antara manusia dan menghormati perdamaian dan persahabatan yang ada di dunia ini.
Dia meminta masyarakat dan keluarga korban bom Bali untuk berdamai dengan masa lalu, memaafkan, dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik.
Dia mengatakan, "Perdamaian mengajarkan kita untuk menghindari konflik dan bertindak tanpa permusuhan atau niat buruk terhadap orang lain. Perdamaian juga memperlakukan orang lain tanpa melihat identitas mereka dan saling menerima perbedaan."
Dalam doa perdamaian itu, dia mengajak semua orang bersatu sebagai satu umat manusia dan memberikan suara mereka dengan tekad yang kuat untuk memperbaiki dunia.
Dia menyatakan, "Kita tidak akan melupakan peristiwa yang terjadi di Bali pada 12 Oktober, tetapi kita akan mengubahnya menjadi tonggak bagi kebangkitan perdamaian."
Artikel Terkait
Camat Sukorambi Sebut Manasik Haji Cilik Sangat Berkesan dalam Peringatan HUT ke-79 RI
Sederat Prestasi Jawa Timur Dibeber dalam Upacara Peringatan Hari Jadi ke-79
Polisi Ungkap Indikasi Keberhasilan Pilkada Serentak 2024
Sejak Sabtu Pagi Gunung Semeru erupsi Tujuh Kali
Timnas Portugal kukuh di puncak usai raih kemenangan 3-1 atas Polandia