Baca Juga: Cara Menghasilkan Uang dari Facebook Profesional, Simak Syarat dan Panduannya
Selain itu, Anthony menilai penyebab utama pelemahan rupiah berasal dari masalah fundamental ekonomi.
Ia menyebut defisit transaksi berjalan menjadi faktor dominan dalam pelemahan rupiah yang terjadi sejak 2012.
Jika kondisi fundamental tidak diperbaiki, Indonesia dinilai akan terus mengalami tekanan mata uang.
Anthony juga menyampaikan potensi dampak lanjutan dari redenominasi, mulai dari kenaikan harga hingga pembulatan harga pasar.
Menurutnya, dampak ini tidak sepenuhnya tercermin dalam indeks harga konsumen.
Ia menilai kondisi tersebut berpotensi menekan daya beli kelompok menengah bawah dan memperbesar angka kemiskinan.
Anthony kemudian mempertanyakan motif di balik kembalinya wacana redenominasi ke publik.
Ia menilai isu tersebut berpotensi hanya menjadi pengalihan agenda.
“Banyak sekali sesuatu itu hanya untuk pengalihan-pengalihan, ada sesuatu yang dilempar ke publik hanya untuk pengalihan,” katanya.
Jika beleid ini benar-benar akan dijalankan, prosesnya dinilai membutuhkan waktu sangat panjang.
Anthony memperkirakan minimal 10 tahun diperlukan mulai dari penyusunan undang-undang hingga implementasi teknis.
Ia juga menegaskan bahwa redenominasi tidak memberikan keuntungan nyata bagi perekonomian nasional.
Sementara itu, Bank Indonesia memberikan sinyal bahwa wacana ini masih jauh dari proses pelaksanaan.
Menurut Anthony, pernyataan BI tersebut menunjukkan bahwa pembahasan redenominasi belum masuk tahap serius. ***
Artikel Terkait
Dana Jumbo Rp10 Triliun Siap Digelontorkan ke Ekraf 2026, Tenaga Kerja dan Investasi Melonjak
Dana Desa 2026 Turun Drastis, Ini Rata-Ratanya Setelah Dikurangi Anggaran KDMP
Pasar Jajanan Jadoel Jadi Magnet Baru Wisata Ijen Banyuwangi, Begini Suasananya