Ia menyebut stabilitas ekonomi menjadi landasan penting dalam pengambilan keputusan investasi dan ekspansi sektor properti.
Dalam sektor perkantoran, Co-Head of Office Services Judy Sinurat menyebut terjadinya perubahan prioritas penyewa.
Judy menjelaskan bahwa perusahaan kini lebih mementingkan kualitas, keberlanjutan, dan fleksibilitas ruang.
Gedung bertanda hijau dengan fasilitas modern disebut menjadi sasaran utama penyewa yang mencari ruang yang mendukung citra merek.
Albert Dwiyanto selaku Co-Head of Office Services memaparkan kondisi pasar perkantoran CBD Jakarta.
Ia menyebut CBD memiliki stok 7,1 juta meter persegi dengan okupansi 75 persen.
Sewa rata-rata berada di kisaran IDR 170.000 per meter persegi per bulan.
Albert menambahkan bahwa pasokan baru sangat terbatas dengan hanya 188.000 meter persegi yang diperkirakan masuk hingga 2028.
Kondisi kekurangan pasokan ini mulai mendorong kenaikan sewa terutama di gedung premium.
Pada sektor industri dan logistik, Ivana Susilo selaku Head of Industrial and Logistics Services menjelaskan tren permintaan yang terus meningkat.
Ia mengatakan pertumbuhan e-commerce dan ekspansi industri kendaraan listrik menjadi pendorong utama lonjakan kebutuhan lahan industri dan fasilitas logistik.
Tingkat okupansi kawasan industri dan pusat logistik disebut tetap tinggi.
Ivana menegaskan bahwa harga lahan industri dan tarif sewa logistik cenderung stabil namun berada di bawah tekanan akibat pasokan yang tidak sebanding dengan permintaan.
Dalam sektor ritel, Anton menjelaskan bahwa mal-mal di Jakarta berkembang menjadi destinasi gaya hidup.
Ia menyebut konsep retailtainment semakin kuat dengan perpaduan belanja, budaya, hiburan, dan aktivitas sosial.
Artikel Terkait
Jaksa Agung Setujui Rehabilitasi 3 Kasus Narkotika Lewat Restorative Justice, Tersangka Belum Pernah Jalani Rehabilitasi
Bullying di Sekolah Dianggap Masuk Fase Darurat, DPR hingga Presiden Prabowo Angkat Suara
Ketua Komisi III DPR Luruskan Hoaks KUHAP Baru, Tegaskan Penyadapan Harus Izin Ketua Pengadilan