“Anak-anak yang mendengar atau menyaksikan langsung peristiwa itu juga memerlukan pendampingan psikologis,” jelas Margaret.
Pihak sekolah disebut akan bekerja sama dengan psikolog anak untuk memberikan pemulihan emosional pascakejadian.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad membenarkan bahwa pelaku yang diduga membawa bahan kimia adalah seorang remaja berusia 17 tahun.
“Saya mendapatkan informasi pelaku sedang dioperasi, usianya 17 tahun,” kata Dasco kepada awak media.
Namun ia belum memastikan apakah pelaku merupakan siswa sekolah tersebut atau orang luar.
“Nanti biar pihak kepolisian yang menjelaskan secara resmi,” ujarnya.
Dasco juga menyoroti bahaya pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja yang belum memiliki kontrol diri penuh.
“Sekolah-sekolah harus lebih berhati-hati. Banyak anak terpengaruh konten berisiko dari media sosial,” tegasnya.
Menurutnya, kejadian di SMAN 72 menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan untuk meninjau ulang kebijakan penggunaan gawai di lingkungan sekolah.
“Jangan biarkan anak-anak mudah meniru hal berbahaya dari internet tanpa pengawasan,” tambah Dasco.
Hingga kini, kepolisian masih mendalami motif dan asal bahan kimia yang digunakan dalam insiden tersebut.
Publik menanti hasil penyelidikan lengkap, sementara KPAI meminta pemerintah memperketat literasi digital bagi pelajar agar insiden serupa tak terulang. ***
Untuk selalu memantau berita terbaru, ikuti terus Kabar24.id.
Artikel Terkait
Santoso Kepala Kemenag Jember Miliki Puluhan Tanah di Jember, Total Kekayaan Capai Rp9,39 Miliar
KPK umumkan kekayaan Denny JA capai Rp3,08 triliun dalam laporan e-LHKPN
Penerbangan Perdana Usai Mandek, Tiket FlyJaya Jember-Jakarta Capai Rp2,17 Juta, Sebelumnya Rp1,3 juta