Kabar24.id - Setiap Oktober, suasana Dam Singir di Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi selalu berubah menjadi lautan manusia.
Warga dari berbagai penjuru datang membawa jaring, ember, dan jala sederhana untuk mengikuti tradisi pengeringan dam yang kini menjelma menjadi festival berburu ikan.
Air yang surut membuat ikan-ikan sungai seperti tawes, mujair, nila, dan wader bermunculan di dasar dam yang mulai kering.
Bagi masyarakat sekitar, momen ini bukan sekadar membersihkan saluran air, tapi juga kesempatan langka untuk berbagi keseruan dan hasil tangkapan.
Tradisi pengeringan Dam Singir merupakan program rutin Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Banyuwangi.
Menurut Arista, petugas dari Korsda Srono, kegiatan ini dilakukan setiap Oktober untuk mengeruk sedimen, membersihkan sampah, dan memperbaiki bagian dinding dam.
Selain menjaga fungsi irigasi, pembersihan ini juga membantu memastikan aliran air tetap lancar menjelang musim hujan.
Pengeringan serupa juga dilakukan di beberapa dam lain di wilayah Banyuwangi agar jaringan pengairan pertanian tetap optimal.
Namun, berbeda dengan lokasi lain, Dam Singir punya daya tarik tersendiri karena selalu diwarnai partisipasi warga dalam suasana penuh kegembiraan.
Bagi banyak orang, momen ini sudah menjadi bagian dari tradisi turun-temurun yang ditunggu-tunggu setiap tahun.
Meski demikian, petugas tetap mengingatkan agar warga berhati-hati karena dasar dam bisa licin dan kedalamannya tidak merata.
Antusiasme masyarakat tak pernah surut, bahkan pengunjung dari luar kecamatan pun ikut datang untuk sekadar menonton atau mencoba peruntungan menangkap ikan.
Artikel Terkait
Bukan Desa Biasa, Kemiren Banyuwangi Ini Raih Penghargaan Kelas Dunia
Pesona Gandrung Sewu 2025 Hingga Sejuknya Udara Pegunungan di Ijen Resort and Villas The Hidden Paradise Banyuwangi
Ketapang Indah Hotel Banyuwangi Hadirkan Try Scuba Gratis di Ulang Tahun Ke-31, Berikut Ini Cara Daftarnya
Kemenpar RI Perkuat Wisata Banyuwangi, Gandeng Bali Barat dan Bali Utara, Gelar Pameran di Sanur Bali