“Desa Kemiren menunjukkan bahwa budaya lokal bisa menjadi kekuatan global tanpa kehilangan jati diri,” kata Ipuk bangga.
Ia menegaskan bahwa pencapaian ini akan menjadi pemicu untuk terus memperkuat pariwisata Banyuwangi yang ramah lingkungan dan berbasis budaya.
“Ini bukan sekadar piala, tapi pengakuan dunia bahwa desa-desa di Indonesia mampu bersaing di level global,” tambahnya.
Prestasi ini juga melanjutkan tradisi panjang Banyuwangi di kancah internasional. Pada 2016 lalu, kabupaten ini pernah meraih UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori kebijakan publik terbaik.
Kini, lewat Desa Osing Kemiren, Banyuwangi kembali membuktikan bahwa inovasi bisa tumbuh dari desa, dan budaya bisa menjadi jalan menuju pengakuan dunia.
Dengan penghargaan dari UN Tourism ini, Kemiren bukan hanya destinasi wisata, tapi simbol kebanggaan nasional yang menunjukkan bahwa akar budaya bisa menjadi sayap untuk terbang ke pentas global. ***
Artikel Terkait
Mahasiswa Unud Minta Maaf Usai Ejek Korban Bullying yang Tewas Melompat dari Gedung
Bupati Ipuk Semangati Ribuan Penari Gandrung Sewu 2025: Kalian Adalah Pahlawan Budaya Bagi Banyuwangi
Harris Turino: Purbaya Wakili Kapitalisme Negara, Sri Mulyani Kapitalisme Swasta