Kabar24.id - Isu dugaan mark up proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh mencuat setelah pernyataan blak-blakan dari Mahfud MD mengguncang publik.
Mahfud menyebut ada selisih besar antara biaya pembangunan versi Indonesia dan versi China.
“Perhitungan Indonesia 52 juta dolar AS per kilometer, sedangkan di China hanya 17 hingga 18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” ungkap Mahfud dalam kanal YouTube resminya, Mahfud MD Official, pada 14 Oktober 2025.
Ia menegaskan, perbedaan mencolok itu perlu ditelusuri agar jelas siapa yang melakukan penggelembungan dana.
“Uangnya ke mana? Siapa yang menaikkan? Ini harus diselidiki,” tegasnya.
Pernyataan Mahfud langsung menarik perhatian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang merespons secara resmi ke publik.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengingatkan bahwa jika masyarakat memiliki data atau informasi awal terkait dugaan korupsi proyek Whoosh, laporan resmi harus segera disampaikan.
“KPK mengimbau masyarakat yang mengetahui adanya dugaan tindak pidana korupsi dapat menyampaikan aduan melalui saluran resmi KPK,” ujar Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.
Menurutnya, lembaga antirasuah tidak dapat melakukan penyelidikan tanpa laporan dan bukti awal yang jelas.
“Kami akan mempelajari setiap laporan, menganalisis substansi dan materi untuk memastikan apakah memenuhi unsur tindak pidana korupsi,” jelas Budi.
KPK menegaskan bahwa laporan resmi dengan data valid menjadi pintu utama dimulainya proses penyelidikan.
Pernyataan itu seolah menjadi sinyal terbuka bagi publik untuk menindaklanjuti tudingan Mahfud MD terkait dugaan mark up proyek kereta cepat tersebut.
Artikel Terkait
Di Balik Pemecatan Patrick Kluivert: Erick Thohir Minta Waktu Dua Hari, Jay Idzes dan Verdonk Sampaikan Dukungan
Drama Panas Hotel Sultan GBK: Karyawan Akui Tak Tahu Royalti Rp742 M, Kuasa Hukum Sebut Gugatan Pemerintah Tanpa Dasar
UPA TIK Universitas Jember Bongkar Sindikat Joki Digital Ujian Bahasa, Bertarif Rp50 ribu - Rp200 ribu