“Ini jelas tidak adil. Irak kelelahan karena jadwal yang mepet, sementara Saudi punya waktu istirahat jauh lebih panjang. Unsur kesengajaan dari AFC sangat terasa,” ujar Kesit.
Ia menilai protes keras yang diajukan Irak kepada AFC sepenuhnya beralasan karena pola ketimpangan tersebut juga pernah dialami Indonesia.
Menurutnya, tim Garuda sempat melayangkan keberatan terhadap penunjukan wasit saat melawan Arab Saudi.
Meskipun pertandingan akhirnya dipimpin wasit asal Kuwait yang dianggap netral, Indonesia tetap kesulitan karena jadwal padat dan atmosfer stadion yang sepenuhnya menguntungkan tuan rumah.
Kesit menegaskan bahwa AFC perlu melakukan evaluasi mendalam agar integritas kompetisi tidak diragukan.
“Konsistensi AFC sedang diuji. Jangan sampai keputusan yang menguntungkan tuan rumah justru merusak semangat fair play,” tegasnya. ***
Artikel Terkait
Domisili Ijen Cliff, Pesona Villa Pegunungan Banyuwangi yang Menenangkan, Dekat Kawah Ijen
Rumah Kebangsaan Cipayung Plus Banyuwangi Diresmikan, Jadi Pusat Kolaborasi Mahasiswa dan Pemerintah
PBNU Protes Keras Tayangan Trans7, Gus Yahya: Hina Pesantren dan Tokoh Dimuliakan NU