Kabar24.id – Spekulasi politik kembali menghangat usai muncul isu kemungkinan Anies Baswedan mencalonkan diri pada Pilpres 2029. Tak hanya itu, wacana duetnya dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga mulai ramai diperbincangkan.
Isu tersebut mencuat dalam podcast YouTube The Overpost yang tayang Sabtu, 26 Juli 2025. Dalam siniar itu, host Leon Hartono menanyakan langsung kepada Anies tentang potensi comeback dan kemungkinan menggandeng Ahok dalam satu tiket Pilpres.
Baca Juga: Seskab Teddy Bertemu Menteri Imipas, Dorong Layanan Adaptif di Sektor Imigrasi dan Pemasyarakatan
Leon menyebut, 20 persen audiens kanalnya menginginkan klarifikasi langsung dari Anies. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak memberi jawaban tegas.
“Lah, memang saya pasti maju? Belum tahu kita. Jadi kalau soal maju dan tidak, itu seringkali di luar kendali kita,” ujar Anies.
Baca Juga: Review Lengkap BYD Atto 1: Mobil Listrik City Car Tangguh dengan Harga Terjangkau
Penjelasan Soal Pencalonan Politik
Anies menekankan bahwa pencalonannya di Pilpres 2024 lalu bukan karena ambisi pribadi, melainkan atas keputusan partai politik. Ia mengaku tidak memiliki partai maupun kekuatan finansial untuk mencalonkan diri sendiri.
“Saya anggota partai politik bukan, saya punya kapital juga tidak. Dan ini adalah sebuah kepercayaan,” jelasnya.
Ia menilai jika ada partai yang mempertimbangkan namanya kembali, hal itu merupakan kehormatan, namun keputusan akhir bukan berada di tangannya.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Vonis Hakim Terhadap Tom Lembong Keliru, Kasus Korupsi Impor Gula Belum Inkrah
Sinyal Kolaborasi dengan Ahok?
Ketika ditanya tentang kemungkinan bekerja sama dengan Ahok, Anies lagi-lagi memberikan jawaban diplomatis. Ia menyatakan bahwa kolaborasi dalam konteks kebangsaan sangat mungkin dilakukan oleh siapa pun.
“Oh, kalau kolaborasi sih kolaborasi apa saja. Kita ini warga negara. Semua warga negara Indonesia punya hak yang sama, dan semua itu ada prosesnya,” ucapnya.
Artikel Terkait
Jadi Buronan di Indonesia, Eks Bos Investree Malah Menjabat CEO di Qatar