Kabar24.id - Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Polresta Banyuwangi menyelenggarakan talkshow bertajuk Banyuwangi Berseri dalam Semangat Literasi yang dilangsungkan di Hotel Aston Banyuwangi.
Acara ini menjadi wadah edukasi tentang literasi digital di tengah masifnya penggunaan media sosial oleh masyarakat.
Talkshow tersebut dibuka secara virtual oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, melalui aplikasi Zoom.
Baca Juga: Cara Cerdas Hemat Biaya Saat Menyewa Mobil untuk Liburan
Dalam sambutannya, Nezar menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi secara cerdas oleh masyarakat sangat penting dalam membentuk ekosistem digital yang sehat.
“Harapannya, melalui talkshow ini bisa lahir generasi muda yang bijak serta kreatif dalam memanfaatkan media sosial dan AI,” katanya.
Acara yang dipandu oleh Samsudin Adlawi, Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi, menghadirkan sejumlah pembicara dari lintas sektor, seperti tokoh masyarakat, akademisi, praktisi media, dan pejabat pemerintah.
Baca Juga: Jadi Buronan di Indonesia, Eks Bos Investree Malah Menjabat CEO di Qatar
Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Banyuwangi, Budi Santoso, menyoroti cepatnya perkembangan teknologi yang bisa menimbulkan dampak negatif jika tidak dikendalikan.
“Kita harus memiliki kesadaran penuh dalam menggunakan teknologi, khususnya media sosial yang dapat dengan mudah menyebarkan informasi,” jelasnya. Ia mengingatkan pentingnya menyaring setiap informasi sebelum dibagikan ke publik.
Agus Sudibyo dari Dewan Pengawas LPP TVRI mengungkapkan perlunya literasi digital untuk seluruh kalangan, mengingat media sosial saat ini banyak digunakan untuk menunjukkan kemewahan yang justru menyentuh aspek privasi.
Baca Juga: Profil Christina Aryani, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
“Flexing boleh saja, asal tidak berlebihan. Media sosial harus digunakan secara bijak dan penuh tanggung jawab,” tuturnya. Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak asal membagikan data pribadi di platform digital.
CEO Promedia, Agus Sulistriyono, memberikan wawasan tentang perbedaan antara media sosial dan media online. Menurutnya, media sosial bebas dari kontrol, sehingga siapa pun bisa mengunggah konten tanpa verifikasi, sedangkan media online tunduk pada prinsip jurnalistik.
Artikel Terkait
Rincian Kekayaan Prabowo Subianto Capai Rp2,06 Triliun, Terbesar dari Surat Berharga
Profil Christina Aryani, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja MigranĀ Indonesia
Jadi Buronan di Indonesia, Eks Bos Investree Malah Menjabat CEO di Qatar
Cara Cerdas Hemat Biaya Saat Menyewa Mobil untuk Liburan