Mereka juga membangun jalur Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan batubara. Namun, Jepang membongkar 473 km rel untuk dikirim ke Burma.
Pasca proklamasi 17 Agustus 1945, Indonesia merebut kendali perkeretaapian dari Jepang. Puncaknya terjadi saat pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api di Bandung pada 28 September 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Berdirilah Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI).
Saat Belanda kembali pada 1946, mereka membentuk Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan antara SS dan perusahaan kereta swasta (kecuali DSM).
Setelah Konferensi Meja Bundar 1949, aset-aset Belanda diambil alih. DKARI dan SS/VS dilebur menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) pada 1950, lalu berganti nama menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) pada 25 Mei 1950.
Saat itu juga dikenalkan lambang Wahana Daya Pertiwi, simbol tekad perkeretaapian sebagai pendorong kesejahteraan.
PNKA berubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pada 1971, lalu menjadi Perumka (Perusahaan Umum Kereta Api) tahun 1991. Pada 1998, Perumka bertransformasi menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Kini, PT KAI memiliki tujuh anak perusahaan:
-
KAI Services (2003)
-
KAI Bandara (2006)
-
KAI Commuter (2008)
-
KAI Wisata (2009)
-
KAI Logistik (2009)
-
KAI Properti (2009)
-
PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015)
Perjalanan panjang ini menjadikan kereta api sebagai salah satu moda transportasi andalan Indonesia hingga hari ini. ***
Artikel Terkait
Duh Miris, Seorang Narapidana Diduga Kendalikan Jaringan Open BO Pelajar Sejak 2023
Dirawat di Rumah Sakit, SBY Tetap Lakukan Hobi Melukis Meski Tangan Diinfus
Keteladanan Margono Djojohadikusumo dibedah di Tanah Jawara
Prabowo Subianto Hadiri Kongres PSI 2025, Kader PSI Teriakkan Yel-yel Dua Periode