• Senin, 22 Desember 2025

Dari QQ hingga WeChat dan Fortnite: Kisah Sukses Ma Huateng Bangun Tencent Jadi Raksasa Digital Dunia

.
- Sabtu, 12 Juli 2025 | 10:10 WIB
Ma Huateng atau lebih dikenal dengan nama Pony Ma
Ma Huateng atau lebih dikenal dengan nama Pony Ma

Kabar24.id - Ma Huateng atau lebih dikenal dengan nama Pony Ma, adalah tokoh penting di industri teknologi global. Ia adalah pendiri dan CEO dari Tencent, perusahaan yang menciptakan berbagai platform digital seperti WeChat dan game populer Fortnite.

Pria kelahiran 29 Oktober 1971 di Chaoyang, Shantou, Guangdong, ini berasal dari keluarga dengan latar belakang sederhana. Ayahnya, Ma Chenshu, bekerja sebagai pengelola pelabuhan di Shenzhen. Sejak kecil, Ma sering mendampingi ayahnya bekerja. Kebiasaan ini membentuk watak disiplin dan kerja keras dalam dirinya.

Minat Ma pada teknologi tumbuh pesat sejak usia remaja. Ia melanjutkan pendidikan di Universitas Shenzhen dan lulus sebagai sarjana Ilmu Komputer pada 1993. Kariernya dimulai dari dunia telekomunikasi, bekerja di China Motion Telecom Development. Setelah itu, ia menambah pengalaman di perusahaan lain, Shenzhen Runxun Communications, di bidang riset panggilan internet.

Baca Juga: Industri Kripto Bebas Pungutan 2025, OJK Pacu Ekosistem Digital yang Lebih Inklusif

Namun, panggilan hatinya adalah mendirikan usaha sendiri. Pada November 1998, Ma dan empat rekannya, yaitu Chen Yidan, Zhan Zhidong, Xu Chenye, dan Zhen Liqing, membentuk perusahaan bernama Tencent. Ayahnya membantu pendanaan awal, dan sang ibu turut mendaftarkan perusahaan secara resmi.

Produk pertama mereka adalah OICQ, yang kemudian berganti nama menjadi QQ karena masalah hak cipta. QQ meledak di pasaran dan dalam waktu singkat mencapai satu juta pengguna. Popularitas ini membawa tantangan baru: bagaimana menghasilkan pendapatan dari layanan gratis.

Ma dan timnya kemudian berinovasi dengan menjual item virtual dalam game, yang membuka aliran pemasukan besar. Keputusan ini menjadi model bisnis utama Tencent hingga kini.

Baca Juga: Kantor GoTo Digeledah Kejagung, Proyek Chromebook Rp9,9 Triliun Diselidiki

Kesuksesan ini membawa Tencent melantai di Bursa Saham Hong Kong pada 2004 dan mengumpulkan US$200 juta. Uang tersebut digunakan untuk memperluas layanan digital, seperti portal berita QQ.com, dan terjun ke e-commerce dengan Paipai.com, pesaing utama Alibaba.

Pada 2008, Tencent juga mulai fokus pada dunia game dengan melisensikan dan membuat game internal. Puncak keberhasilan datang pada 2011 ketika WeChat resmi diluncurkan.

Aplikasi ini bukan hanya sekadar pesan instan, tapi menjadi platform terpadu yang menyatukan komunikasi, transaksi keuangan, transportasi, dan hiburan.

Baca Juga: Timnas Indonesia Resmi Masuk Pot 3 pada Drawing Round 4, AFC Klaim Penentuan Itu Berdasarkan Ranking FIFA

Dengan lebih dari satu miliar pengguna, WeChat menjadi tulang punggung digital masyarakat Tiongkok. Tencent pun berekspansi ke luar negeri dengan mengakuisisi perusahaan besar seperti Riot Games dan Epic Games.

Tencent kini dikenal sebagai raja game global dan pemain besar di berbagai sektor, termasuk kecerdasan buatan, mesin pencari, hingga logistik. Mereka juga aktif berinvestasi di e-commerce seperti China South City Holdings Ltd dan teknologi lainnya.

Halaman:

Editor: Nurul Sakinah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X