Kabar24.id - Konflik dua negara di Timur Tengah, Iran vs Israel yang kini belum memperlihatkan tanda-tanda akan mereda, memicu kekhawatiran sebagian publik internasional terhadap dampaknya yang kian melebar.
Sebelumnya diketahui, konflik Israel dengan Iran kian meluas usai keterlibatan Amerika Serikat (AS) di dalamnya.
Serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025, telah meningkatkan risiko geopolitik seiring potensi kenaikan tarif Trump yang akan berlaku dalam beberapa minggu mendatang.
Oleh sebab itu, respons Iran terhadap serangan AS akan sangat penting, mengingat negara Republik Islam itu memiliki beberapa opsi balasan seperti serangan terhadap personel AS dengan menargetkan infrastruktur energi regional, atau menutup Selat Hormuz.
Baca Juga: Presiden Prabowo Fokuskan Perhatian pada Sekolah Rakyat Menjelang Tahun Ajaran 2025–2026
Berkaca dari hal itu, kini Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani menegaskan konflik bersenjata antara Israel dengan Iran belum memberikan dampak signifikan terhadap iklim investasi di Indonesia.
Rosan mengklaim, hingga pertengahan tahun ini, arus masuk investasi asing masih stabil dan menunjukkan tren positif.
Di sisi lain, CEO Danantara itu menilai sebagian besar investor asing yang menanamkan modal di Indonesia berasal dari kawasan Asia. Oleh sebab itu, tensi geopolitik di Timur Tengah dinilai tidak banyak mempengaruhi komitmen investasi mereka.
"Karena kalau kita lihat nature dari para investor kita, terutama yang dari investment, itu kan terkonsentrasinya memang lebih banyak di negara Asia ya. Seperti Singapura, kemudian China, Hongkong, Malaysia, Jepang, Korea. Jadi komitmennya tetap sama, tetap tinggi," ujar Rosan kepada awak media di kantornya, Jakarta, pada Selasa, 24 Juni 2025.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Subitanto Kirim Bunga Anggrek Ungu untuk Jokowi yang Sedang Berulang Tahun ke-64, Tulis Pesan yang Disematkan
Presiden Prabowo Fokuskan Perhatian pada Sekolah Rakyat Menjelang Tahun Ajaran 2025–2026
Momen Nikita Mirzani Luapkan Amarah ke Petugas Kejaksaan, Diduga Dicegah Bicara soal Dakwaan Skandal Pemerasan