Kabar24.id - Dalam menghadapi tekanan inflasi bahan pangan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tak tinggal diam. Mereka terus menggiatkan program pasar murah yang dilaksanakan secara reguler di seluruh kecamatan, guna menjaga harga sembako tetap stabil.
Kegiatan pasar murah ini terbukti efektif dalam menjaga kestabilan harga, terutama saat harga pasar mulai merangkak naik.
Berbagai instansi terlibat, termasuk Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskopumdag), serta pihak swasta.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menegaskan bahwa kegiatan ini akan terus digelar dan tidak hanya bersifat musiman. Pemerintah ingin memastikan bahwa harga kebutuhan pokok tetap terkendali sepanjang waktu.
"Operasi pasar ini tidak hanya kami gelar saat Ramadan saja, tapi rutin kita lakukan untuk menjaga stabilitas harga. Bergilir di setiap kecamatan," ungkap Bupati Ipuk.
Baca Juga: Transformasi Hunian: Banyuwangi dan Bank Jatim Bedah Rumah Warga Prasejahtera
Setiap hari, tim Diskopumdag dan para mitra menggelar pasar murah di lokasi yang berbeda-beda. Ada total 25 kecamatan yang menjadi sasaran distribusi, sehingga program ini benar-benar menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Kepala Diskopumdag Banyuwangi, Nanin Oktaviantie, menyebutkan bahwa hari ini saja ada dua titik pasar murah yang digelar bersamaan, yaitu di Lapangan Lugjag Rogojampi dan RTH Singojuruh. Warga tampak memanfaatkan momen ini untuk mendapatkan sembako dengan harga terjangkau.
Kerja sama juga dilakukan dengan Bulog dan Bank Indonesia Jember, yang menjadi mitra utama dalam penyediaan logistik bahan pokok. Kerja sama ini menjamin pasokan tetap tersedia dalam jumlah cukup.
“Kami sudah bersurat ke Bulog dan BI Jember untuk terus mendukung stand pasar murah di Banyuwangi, selain dari suplai Pemda sendiri,” ujar Nanin.
Baca Juga: PMI Banyuwangi Wafat di Kamboja, Jenazah Telah Tiba di KBRI dan Akan Segera Dipulangkan
Saat ini Bulog tidak lagi menjual beras SPHP karena kebijakan pusat. Namun, mereka tetap mendukung dengan menyediakan beras premium yang dijual lebih murah dari harga pasar.
Harga yang ditawarkan pun bersaing, misalnya beras Kita Putih Rp67 ribu dan Punokawan Rp70 ribu untuk kemasan lima kilogram. Selain itu ada gula, tepung, dan minyak goreng yang harganya terjangkau masyarakat bawah.
“Meskipun beras SPHP sementara dihentikan, kami minta Bulog tetap menjual beras premium dengan harga lebih miring dibanding harga pasaran. Setidaknya di bawah harga toko,” tegas Nanin.
Artikel Terkait
Puji Kerja Dasco, Pengamat Sebut Dasco Mampu Bangun Komuniasi dengan Pihak-pihak yang Selama Ini Dianggap Berseberangan
Danantara akan Kelola Kawasan GBK, Direncanakan Jadi Aset Produktif dan Menghasilkan
PMI Banyuwangi Wafat di Kamboja, Jenazah Telah Tiba di KBRI dan Akan Segera Dipulangkan
Transformasi Hunian: Banyuwangi dan Bank Jatim Bedah Rumah Warga Prasejahtera