• Senin, 22 Desember 2025

Ilmuwan Di Tiongkok Temukan Virus Baru Mirip COVID-19 Pada Kelelawar

.
- Jumat, 28 Februari 2025 | 03:59 WIB
Ilustrasi saat pandemi
Ilustrasi saat pandemi

Kabar24.id - Para peneliti di Institut Virologi Wuhan di Cina mengatakan mereka telah menemukan virus corona baru yang ditularkan melalui kelelawar yang memasuki sel menggunakan pintu gerbang yang sama dengan virus yang menyebabkan COVID-19.

Virus ini belum terdeteksi pada manusia, hanya diidentifikasi di laboratorium.

Berita penemuan itu membuat saham beberapa pembuat vaksin melonjak pada hari Jumat. Moderna naik sebanyak 6,6% dan Novavax naik sebanyak 7,8%. Tanda terima penyimpanan Amerika dari BioNTech SE, mitra Pfizer dalam vaksin COVID, naik sebanyak 5,1 persen. Pfizer naik 2,6 persen.

Baca Juga: Bank Emas Resmi Hadir, Simak Cara Menabung dan Keuntungannya

Temuan laboratorium tersebut meningkatkan kemungkinan bahwa virus baru pada beberapa kelelawar dapat menyebar dari hewan tersebut ke manusia, kata para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan hari Selasa di jurnal Cell.

Virus bawaan kelelawar yang baru ditemukan ini menginfeksi sel dengan mengikat protein yang ditemukan di seluruh tubuh manusia dan mamalia lainnya. Virus ini berkerabat dekat dengan keluarga virus corona yang menyebabkan Sindrom Pernapasan Timur Tengah.

Virus ini, juga dikenal sebagai MERS, telah dikonfirmasi menyerang sekitar 2.600 orang di seluruh dunia antara tahun 2012 dan Mei 2024, dan telah menyebabkan kematian pada sekitar 36% dari mereka yang terinfeksi. Sebagian besar kasus terjadi di Arab Saudi, menurut situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Menyoal Isu Pertamax Oplosan dan Klarifikasi Pertamina, Kejagung: yang Kita Selidiki 2018-2023

Pusat penelitian virus Wuhan terkenal karena karyanya pada virus corona kelelawar. Salah satu teori tentang bagaimana pandemi COVID dimulai adalah bahwa virus tersebut bocor dari laboratorium tersebut, mungkin melalui pekerja yang terinfeksi.

Para peneliti di lembaga tersebut sebelumnya membantah telah bekerja dengan virus apa pun yang dapat memulai pandemi. Pada tahun 2023, di tengah kontroversi, Amerika Serikat menghentikan pendanaan untuk laboratorium tersebut, yang telah menerima uang melalui EcoHealth Alliance yang berbasis di AS.

Baca Juga: Komite Akan Luncurkan Pedoman Kerja Sama Platform Digital dan Perusahaan Pers 

Pada tanggal 31 Desember, rezim Tiongkok menegaskan kembali bahwa mereka selalu bertindak dengan “transparan” ketika berbagi informasi mengenai asal muasal pandemi COVID-19, setelah WHO kembali menuduh raksasa Asia itu menyembunyikan data.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning, informasi Beijing tentang pencegahan, pengendalian, diagnosis, dan pengobatan merupakan kunci bagi perjuangan global melawan pandemi.**

Editor: Nurul Sakinah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X